Guys hari ini kami mau berbagi wacana, berhubungan dengan mitos yang banyak ada di masyarakat, sejauh pengetahuan saya hal ini juga dibahas di ranah fengshui. Sebagian dari kita pastinya sudah familiar dengan kata tusuk sate. Kayu kecil, panjang, kemudian biasanya digunakan untuk menyajikan daging yang yang yang diiris kecil-kecil. Entah kenapa jadi kepikiran makanan ya.
Tapi bagaimana jika memang peristilahan tusuk sate ini diidentikkan dengan posisi suatu objek? Seperti misalkan rumah. Sayangnya ini lebih ke konotasi negatif.
Saya meyakini sebagian besar kawan pembaca mungkin sudah familier dan memahami banyak tentang rumah posisi tusuk sate. Tapi kalau boleh jujur, dulu saya nggak tahu makna demikian, sebelum akhirnya saya berkarir di sebuah bank kemudian menjadi tahu dan saya melihat dengan peristilahan seperti ini.
Secara sederhana, rumah tusuk sate mengacu pada posisi rumah yang terletak persis di pertigaan. Peristilahan yang kurang lebih tepat sebenarnya, peribaratan rumah seperti daging, siap ditusuk oleh alur jalan.
Mengingat mitos yang sedemikian rupa, saya tergelitik untuk mencoba mengulas sedikit berbagai myth yang sempat bertengger di stereotip masyarakat sehubungan dengan rumah yang berposisi demikian. Kasihan juga kalau misalnya ada orang yang susah payah mencari rumah, kemudian dia menemukan rumah yang benar-benar cocok dengannya, tapi ternyata posisi seperti topik bahasan kali ini, dan sang calon pemilik rumah menjadi galau.
Berikut mitos-mitos yang berkembang di masyarakat sehubungan dengan objek rumah yang berposisi seperti gambaran di atas.
- penghuni rumah tidak akan harmonis
- kondisi kesehatan penghuni bakal tidak baik
- rawan kecelakaan
- konotasi negatif berhubungan dengan rezeki
- posisi favorit para makhluk halus
- susah untuk dijual nantinya
- konotasi negatif akan ketahanan bangunan
Dan berbagai konotasi negatif lainnya yang bertengger di sebagian pikiran masyarakat.
Beberapa stereotip miring di atas didominasi oleh prediksi-prediksi yang berangkat dari faktor-faktor posisi berdasarkan konsep feng shui.
Keyakinan ancient dari China ini mempunyai definisi dari Michael R. Matthews, Associate Professor di School of Education, Faculty of Arts and Social Sciences, UNSW, di bukunya History, Philosophy and Science Teaching: New Perspectives, menjabarkan singkat:
also known as Chinese geomancy, is pseudoscience originating from ancient China, which claims to use energy forces to harmonize individuals with their surrounding environment
Seperti kurang lebih ilmu alam, sarat akan prediksi, dan beberapa hal yang berbau cenayang, memberangkatkan interpretasi pemikiran berdasarkan suatu form, baik susunan, maupun pembacaan objek tertentu, biasanya berupa batu, tanah, dan air.
Johannes Hartlieb dalam (Munich, 1456) The Book of All Forbidden Arts; menyebut pemikiran ini (Feng shui) dengan salah satu seni ancient dalam forbidden arts.
Tapi secara kacamata modern, beberapa perihal mitos tersebut terdapat hubungan benang merah secara science concept. Beberapa pun bisa dianggap make a sense, dengan catatan catatan tersendiri. Coba kita memutar logika sedikit pada pembahasan berikutnya ini.
- penghuni tidak akan harmonis
Dominan pihak developer perumahan ketika akan membangun serentetan rumah pasti akan menimbang segala persiapan dengan matang. Kita logika saja misalkan 1 deret perumahan menghadap Utara dan Selatan, ini berarti arti kemungkinan besar rumah tusuk sate akan menghadap barat dan timur.
Apa dampak yang bisa ditimbulkan?
Alhasil matahari saat terbit akan menyorot rumah, entah bagian depan atau belakang, begitu pula saat matahari sudah benar-benar di atas kepala kemudian tergelincir ke barat, secara logika rumah akan dominan terpapar sinar matahari di tiap menitnya. Panas kali ya.
Saya kali ini ingin mengutip apa yang dikatakan oleh salah satu peneliti, sehubungan dengan udara panas. John M. Grohol, Psy.D., psikolog, peneliti sekaligus author Nova Southeastern University, dari beberapa penelitian menemukan benang merah antara udara panas dengan perubahan mood seseorang.
Heat waves are related to more violent behavior and aggression.
Dari logika kecil di atas maka bisa disimpulkan, ketika rumah posisi tusuk sate dan posisi sedemikian rupa seperti logika yang telah disampaikan, maka hawa di rumah ketika tidak disikapi dengan sistem ventilasi yang memadai, serta facade dan arsitek mendukung, bisa jadi inilah yang menjadikan rumah tangga "bisa jadi" kurang harmonis. Rumah yang seharusnya bisa diibaratkan tempat yang nyaman untuk beristirahat, dan meluangkan quality time bersama keluarga, bisa menjelma menjadi sebaliknya.
Sebetulnya hal ini bisa disikapi dengan baik. Segi fisik maupun arsitektur yang mendukung untuk menjadikan rumah sebagai tempat yang nyaman bagi keluarga. Bisa di boosting dengan air conditioner, ventilasi yang benar-benar memadai, maupun pengadaan taman dengan memperbanyak tanaman hijau.
- kondisi kesehatan penghuni yang bakal sakit-sakitan
Di dalam karya salah seorang penganut Tao, yaitu buku "Book of Burial", disebutkan bahwa,
term feng shui literally translates as "wind-water" in English.
Dari sini bisa tersirat sedikit bagaimana rumah dengan posisi tertentu seperti ini bisa menyebabkan penghuni rumah identik dengan kelemahan tubuh sehingga menyebabkan sakit-sakitan.
"Wind" atau angin.
Jika rumah di depannya terbentang jalan yang panjang, kemungkinan angin bertiup menghempas rumah dari muka itu sangat besar. Apalagi obyek rumah tusuk sate ini identik dengan jalanan, kemudian rumah di depan pertigaan.
Sebuah penelitian karya dari Departement of Health Australia, ikut mengamini hal ini. Dalam penelitian berjudul Environmental Health Practitioner Manual: A Resource Manual for Environmental Health Practitioners Working with Aboriginal and Torres Strait Islander Communities, dikatakan bahwa,
Food, water or air can be made dangerous to humans and other animals by things which are living in it or mixed into it. When this happens, it is said to be contaminated or polluted.
Jadi sekali lagi benang merah antara hamparan angin yang keras pada objek dengan posisi terkait, diperkuat dengan kemungkinan-kemungkinan objek berukuran mikro yang bisa terbawa angin, seperti debu, kotoran mikro, bahkan virus dan germ penyebab penyakit yang banyak berkeliaran baik di darat, air, dan udara.
Hal ini sebenarnya bisa disikapi pula. Baik secara segi science dan perilaku habit para penghuni rumah, seperti kebiasaan untuk hidup sehat, sadar akan kebersihan lingkungan, baik dalam maupun luar pekarangan rumah. Selalu dibersihkan secara rutin lingkungan sekitar kita, maupun faktor pendukung lain, hidup sehat para penghuni dalam segi mengkonsumsi makanan-makanan yang bergizi, rajin berolahraga rutin, hingga hal kecil seperti pemakaian antiseptik pada penyimpanan air di kamar mandi, saat mengepel lantai maupun kandungan cat rumah (teknologi terapan terbaru mengatakan ada cat-cat rumah yang mengandung antiseptik).
- rawan kecelakaan
Kalau yang ini secara logika kita sudah tersirat dengan baik, kita logika saja jalanan lurus kemudian tepat di hadapan ada rumah. Jika ada hal-hal di luar ekspektasi, seperti kejadian rem blong, atau faktor human error seperti mengantuk tapi tetap dipaksakan untuk mengendarai kendaraan, memang ada kemungkinan kecil bisa terjadi yang namanya stereotip rawan kecelakaan.
Tapi tetaplah berpositive thinking. Tidak ada orang yang memang mengendarai kendaraan dengan tujuan untuk mencelakai dirinya sendiri. Adapun bila ada kejadian bisa kita istilahkan 1 banding 1000. Lagian di sepanjang jalan pastinya banyak sign alias rambu-rambu lalu lintas.
Tapi tetap saja untuk faktor safety dalam bertempat tinggal, bisa kita tambahkan barang-barang yang memang ditempatkan di posisi tusuk sate tersebut seperti pagar yang besar, atau pepohonan besar. Bisa juga melapangkan pekarangan depan rumah. Jadi tidak serta merta setelah jalanan, posisi tusuk satenya persis langsung pintu rumah depan. Bisa juga dengan cara lain yaitu pintu rumah depan tidak tepat di posisi tusuk sate tersebut tapi bisa dialihkan ke samping jika memang ada space tersendiri.
- konotasi negatif yang berhubungan dengan rezeki
Misalkan seperti bukan tempat yang tepat untuk mencari rezeki. Bisa jadi sebenarnya. Kalau memang rumah tersebut dipergunakan sebagai toko atau tempat usaha lain, minim lahan parkir kemudian kendaraan yang memang ada perlu dengan store terkait menempatkan nya alias diparkir di pinggir jalanan. Namanya pertigaan identik dengan area yang sibuk. Ada jalur lalu lintas dari kanan kiri dan depan.
Bisa sebenarnya disikapi dengan pengadaan lahan parkir yang cukup luas, diharapkan memadai untuk kendaraan para konsumen. Sehingga para konsumen merasa nyaman dan aman saat bertransaksi dengan store terkait. Lucu juga kan kalau misalkan armada baik kendaraan bermotor roda dua atau empat bertumpukan di pinggir jalan mengganggu hiruk pikuk traffic lalu lintas saat hari aktif? Belum lagi kalau pemerintahan setempat memasang rambu dilarang parkir di area terkait, benar-benar mempersempit potensi untuk berbisnis.
- posisi favorit makhluk halus
Setahu saya dari kacamata agama, makhluk halus ada di manapun termasuk di rumah rumah kita, baik rumah kita menghadap utara selatan barat timur tenggara, tidak ada bedanya.
Satu hal yang membedakan mungkin akumulasi jumlah makhluk halus yang ada di rumah, secara kacamata agama, dipengaruhi langsung oleh penghuninya (manusia sebagai penghuni rumah). Ketika banyak mengisi waktu selama di rumah dengan peribadatan yang khusyuk, besar kemungkinan akumulasi jumlah makhluk halus yang ada di rumah tidak sebanyak rumah yang tidak pernah dipergunakan untuk ibadah, atau memang banyak kejahatan kecil atau dosa keseharian terakumulasi di rumah tersebut.
Kalau mitos seperti ini, seringkali terkait dengan feng shui yang menyebutkan bahwa rumah dengan posisi seperti topik di atas merupakan objek dengan aura "chi" terbesar. Semua dikembalikan ke pribadi masing-masing.
- konotasi konotasi negatif lain
Misalkan seperti ketahanan rumah yang identik dengan cat rumah maupun struktur bangunan, bisa make a sense, seperti saat hujan badai, angin membawa air hujan yang kencang tersebut menerpa rumah. Panas hujan, panas hujan, demikian seterusnya bisa membuat lama-lama cat dinding terkelupas.
Belum lagi masalah teknis seperti daratan jalanan yang lebih tinggi daripada lantai rumah, air banjir bisa masuk dong. Kalau memang konotasi seperti membawa sial, semua dikembalikan ke pribadi masing-masing, tapi yang saya tahu ketika kita berpositif thinking akan sesuatu, energi positif tersebut akan menyebar, sampai memunculkan sugesti yang kurang lebih positif pula ke dalam diri kita dan sesama penghuni rumah.
Secara kacamata agama juga mengamini demikian. Tuhan terkadang suka mengamini prasangka hamba-nya terhadap sesuatu. maka dari itu diharapkan kita menjadi pribadi yang lebih baik dengan memperkaya sugesti positif di dalam diri.
Nah bagi kawan-kawan yang mungkin telah lama jerih payah mencari rumah, kemudian menemukan rumah dengan tipikal demikian sesuai topik, janganlah berkecil hati. Semua pasti ada jalan terbaik. Mitos terkadang berangkat dari konsep berpikir ancient, perlu kita jajarkan dengan sederet logika yang ada. Apalagi zaman sekarang terapan teknologi sudah macam-macam, keilmuan seperti arsitektur juga berkembang pesat. Dunia modern saya bisa memahami kalau masih digeluti dengan pemikiran pemikiran seperti di atas, tapi semua sekali lagi dikembalikan ke pribadi masing-masing.
Alangkah baiknya untuk timing tertentu kita bersikap bijaksana, memenuhi diri kita dengan energi positif, sugesti yang mengajak kita berkembang, sehingga tercipta suasana yang sesuai ekspektasi, tentu ekspektasi yang baik.
Semoga bermanfaat, selamat beraktifitas, be positive.
Furqon643
0 komentar:
Posting Komentar