Hi guys, semoga saat membaca thread ini kawan-kawan semua sedang dalam keadaan yang baik, sehat, dan tidak kurang sesuatu apapun. Seperti biasa kali ini cuman pengen bahas ringan topik sadness.
Yap, kata ini eksis banget kita dengar, baik sengaja maupun tidak, di dunia nyata dan di dunia maya. Tapi yang teman-teman perlu tahu (dan mungkin sebagian besar sudah tahu, sebagian kecil aja yang belum), kalau ada perbedaan besar dan mendasar antara sadness dan depressed.
Banyak teori dari banyak psikiater, psychologist, dan berbagai ahli di bidang psikis psikologi yang menjabarkan panjang tentang apa itu perbedaan kesedihan dan depresi, baik para ahli dalam maupun luar negeri, cuma agar tidak membingungkan, dan gak ribet, saya kutip ujaran simple yang mengena banget membedakan antara kesedihan dan depresi.
Jenny Fitzgerald, Clinical Psychologist dan anggota dari the College of Clinical Psychologists of the Australian Psychological Society, dalam Medical News Today, membedakan antara sedih dan depresi hanya dengan satu keyword, yaitu jangka waktu.
Secara simple, sejauh pengetahuan saya dari beberapa buku psikologi, kesedihan adalah emosi manusia, yang mana rasa ini lumrah dan wajar terjadi di setiap manusia. Hanya saja secara normal humanistik, kesedihan itu datang, lalu segera pergi, intinya dalam waktu yang relatif singkat.
Merasa sedih itu wajar, karena mendapat nilai jelek dalam exam, ada kata-kata orang yang tidak sengaja menyakitkan hati, hasil usaha belum sesuai ekspektasi pada kalangan pebisnis, bahkan sampai hal sesimple pulang dari masjid dan sandal tinggal satu.
Pada level kesedihan, perasaan sadness ini akan reduce, berkurang, berangsur menghilang seiring aktivitas keseharian, karena bercengkrama dengan teman, keluarga, mendapat kesenangan simpel lain sehingga mampu melupakan kesedihan awal, sampai pengaruh tidur nyenyak.
depresi itu bisa terjadi pada siapa saja, di mana dan kapan saja, tua muda laki perempuan (sumber pict: SAMHSA)
Bagaimana dengan depresi?
Depresi adalah perasaan yang kurang lebih sama, namun level kesedihan berbeda, serta jangka waktu lama. Beberapa kasus, makin lama waktu kesedihan ini bertengger di dalam pikiran, depresi ini akan berlarut-larut, dalam level tertentu dan pada kepribadian spesifik, keadaan ini mampu membawa orang ke keinginan suicidal, alias bunuh diri, setelah sebelumnya merambat ke poin-poin sederhana seperti kehilangan nafsu makan, low mood, dan perubahan keinginan berinteraksi sosial.
Mungkin bakal muncul pertanyaan dari beberapa antusiasme masalah psikologis ini ya, yaitu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membedakan bahwa sang subyek (manusia) hanya sedih atau sedang depresi?
Masih mengutip psikolog luar yang sama, Dr Jenny Fitzgerald membatasi waktu kurang lebih 2 minggu, dalam artian jika poin-poin (kesedihan berlarut mempengaruhi mood, hilangnya nafsu makan, keengganan berinteraksi sosial, dan habit habit negatif lain senada karena kesedihan makin kompleks) yang saya ulas di atas berasa masih bertengger bergelayutan memenuhin pikiran lebih dari waktu tersebut, ada indikasi sang subyek mengalami depresi.
mini chart simple yang menunjukkan bahwa kesedihan lebih simpel daripada depresi (sumber pict the awkward agent)service
Pada kesempatan lain, salah satu ahli psikologi Dr. Timothy J. Legg, PhD, CRNP asal New York, mereview beberapa poin yang saya maksud, dengan lebih spesifik, beliau menyebut beberapa poin dengan symptom atau gejala depresi.
° Depresi mood
° Kehilangan ketertarikan pada aktivitas aktivitas yang sebelumnya dia suka atau rutin dalam melakukannya
° Nafsu makan menurun
° Insomnia atau hypersomnia
° Fatigue (kelelahan)
° Perasaan selalu merasa bersalah
° Perasaan tersingkir atau merasa tidak dibutuhkan komunitas
° Berat badan berkurang padahal tidak sedang diet
° Pergerakan tidak seaktif biasanya, agak slow
° Intonasi bicara merendah
° Susah konsentrasi
° Susah mengambil keputusan
° Akumulasi ke level selanjutnya muncul keinginan untuk melakukan bunuh diri
Gimana kawan kawan? Paling tidak jika membaca dari awal, per sekarang para pembaca jadi tahu kan apa bedanya sedih dan depresi secara garis besar?
Kemudian sebagai pembaca yang cerdas, paling tidak, dapat kesimpulan kecil, apa yang harus dilakukan jika anda sedang bersedih, mengingat konsekuensi kesedihan yang makin dirasa kompleks dan bertengger lama dipikiran malah menjadikan akibat negatif ke diri kita sendiri, beberapa efek malah destruktif.
Kesimpulan kecil itu adalah, jangan pernah membiarkan sadness berlarut-larut. Karena kesedihan itu terkadang memposisikan diri sebagai pelatuk, trigger, bisa memacu ledakan peluru menuju level yang lebih parah yaitu level depresi.
Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, cuma, setidaknya kita sudah berusaha, untuk melenyapkan rasa kesedihan, minimal berangsur menguranginya, agar tidak menjadi beban di dalam pikiran.
• Dunia masih luas, tidak hanya yang tergambar di pikiran kita saja.
• Semua tidak ada yang sempurna di dunia ini, cuma se-negatif negatifnya suatu subjek, pasti dia ada sisi positif juga. Intinya disini selalu berpikir positif.
• Sibukkan diri dengan berbagai hal yang positif, lebih bagus lagi mencoba hal-hal baru yang memang dirasa positif.
• Bersosialisasi adalah salah satu solusi, baik keluarga, kawan sejawat, senior, bahkan kepada stranger.
• Bisa dicoba sugesti diri sendiri, misalkan seperti selalu menanamkan pikiran positif di pikiran dan hati, atau sesekali secara manual, misalkan di depan cermin, menatap mata sendiri yang ada di cermin, lalu mengatakan sugesti sugesti positif, seperti, saya ini kuat, itu cuman hal sepele, atau Tuhan sedang mencoba saya ayo bangkit!
• Jika sudah level depressed, banyak poin negatif yang akan melekat, kehabisan waktu dan cost/biaya melambung. Karena efek efek negatif sudah saya sebut diatas, plus, proses healing dari depresi memakan banyak biaya seperti biaya support oleh dokter spesialis, biaya psikoterapi, ataupun medic berupa konsumsi pil anti depresant. Yang paling parah, kita bisa kehilangan nyawa karena suatu alasan yang sepele (bila sudah muncul keinginan suicide).
• Sebagai manusia yang meyakini bahwa kita punya Tuhan, hendaknya kita percaya bahwa semua ini adalah proses kehidupan, dalam kacamata religi, semuanya telah takdir yang ditentukan Tuhan, dan pasti Dia akan membalas kesedihan kita dengan sesuatu yang lebih baik kedepannya.
“Dialah Allah yang menjadikan seorang tertawa dan menangis” (QS. An-Najm: 43)
“Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita” (QS. At-Taubah: 40)
Ada indikasi anda sedang mengalami level depressed dan beberapa hal yang telah saya sebut tidak juga menolong, belum memberikan perubahan positif?
Coba serahkan segala sesuatu kepada ahlinya. Nomor 1 pada Tuhan, karena ahli manusia adalah sang Penciptanya sendiri, dengan banyak berdoa dan memanjatkan pengharapan.
Kedua, sebagai bentuk ikhtiar, seperti yang ditegaskan dalam kacamata religi, yaitu mengembalikan segala urusan pada ahlinya. Kalau penyakit psikis, ahlinya adalah para psikolog, karena mereka mempunyai ilmu yang mempuni untuk masalah psikis manusia.
Semoga bermanfaat. Jangan lupa bahagia. 🙏
FURQON643
0 komentar:
Posting Komentar