Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh
Ada beberapa redaksi berbeda tapi kebanyakan mempunyai inti yang sama, berkenaan dengan ayat terkait yaitu ayat 3 dari Surat at Thalaq.
Dikisahkan dulu ada seorang suku Asyja' (berdasarkan riwayat dari Al Hakim) bernama Auf yang mempunyai anak bernama Malik. suatu ketika si anak alias Malik berangkat berperang jihad fisabilillah dengan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
Seusai perang selesai, sesuai kebiasaan sahabat, para pejuang mujahid di absensi oleh Rasulullah, kemudian ternyata Malik tidak terlihat batang hidungnya, juga tidak ditemukan mayat nya.
Auf sebagai sang ayah mengetahui para muslimin sudah pulang dari perang, segera saja mencari anaknya. Karena tidak ditemukan, akhirnya beliau menanyakan kepada Rasulullah.
Pada suatu redaksi tertentu, disampaikan bahwa ketika Rasulullah dilempar pertanyaan seperti itu, beliau shallallahu alaihi wasallam yang tidak mengetahui kondisi anaknya si Auf, berdiam diri sejenak menunggu wahyu dari Allah. karena Wahyu tidak kunjung datang kelihatannya Allah menghendaki suatu yang lain, maka Rasulullah menyarankan kepada Auf dan keluarganya untuk bersabar, bertawakal kepada Allah, kemudian menyuruh pihak keluarga Malik untuk memperbanyak zikir terutama "Laa haulaa wa laa quwwata illa Billah".
Sumber picture Bukalapak
Auf sebagai ayah yang ingin kejelasan nasib putranya (yang kelihatannya tertawan oleh musuh) akhirnya dalam perjalanan pulang ke rumah langsung memperbanyak ucapan "Laa haula wala quwwata illa Billah".
Sesampainya di rumah pun ketika ditanya oleh sang istri tercinta, perihal nasib anaknya, beliau hanya menyampaikan ke istri bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam meminta untuk bersabar bertawakal dan memperbanyak ucapan dzikir "Laa haula wala quwwata illa Billah".
Sang istri yang beriman kepada Allah dan mempercayai bahwa Nabi Muhammad adalah nabi terakhir, serempak bersama sang suami memperbanyak ucapan dzikir terkait, sampai-sampai di salah satu redaksi mereka berdua duduk semalaman untuk memperbanyak dzikir, dengan penuh keyakinan dan pengharapan maksimal kepada Allah.
Pada waktu malam hari, lewat tengah malam jam, mendekati dini hari, tiba-tiba didepan rumah ada yang salam kemudian mengetuk pintu. Auf beranjak ke pintu depan, sambil sayup-sayup terdengar berisik di depan rumah. Ketika Auf membuka pintu, melihat anaknya, Malik, datang bersama domba-domba.
Auf beserta istri pun bersyukur kepada Allah atas kedatangan Malik sang putranya. Segala kekhawatiran pun lenyap, yang ada hanya tanda tanya besar apa yang sebenarnya telah terjadi kepada Malik dan hewan gembala di belakang Malik itu berasal dari mana.
Malik menjelaskan bahwa pasca perang, Malik tertawan oleh musuh. Dia disiksa, ditawan oleh musuh di markasnya, kaki dan tangan di rantai besi. Kemudian pada waktu tertentu keajaiban Allah pun datang, tanpa disangka, rantai besi yang melilit tangan dan kakinya membesar, melebar, jadi dia bisa kabur dari markas musuh.
Pada satu redaksi, ikut menjelaskan bahwa musuh tiba-tiba serentak tertidur, makanya Malik bisa melenggang bebas dari ruang tawanan markas besar musuh, sambil membawa domba domba musuh, yang diniatkan Malik sebagai ghanimah, alias harta rampasan perang yang akan diserahkan ke Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Penasaran yang berikutnya oleh Auf, markas besar musuh dengan tempat tinggal mereka berjarak beberapa hari, namun Malik bisa sampai di rumah hanya dalam semalam.
Malik hanya bisa menjelaskan bahwa demi Allah ketika perjalanan dari markas musuh, Malik berasa dibantu oleh malaikat bersayap.
Keesokan harinya Auf pun hendak melapor kepada Rasulullah shallallahu alaihi salam perihal anaknya yang telah pulang.
Ketika mendekati masjid tempat Rasulullah berkumpul dengan para sahabat, belum menyampaikan kabar, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sudah menyapa Auf duluan, mengabarkan bahwa wahyu Allah turun berkenaan dengan kejadian yang telah dialami Auf sekeluarga.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melantunkan ayat Al Quran at Thalaq ayat 2-3.
"......Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu".
Kata Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada ‘Abdullah bin Qois,
يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ قَيْسٍ قُلْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ . فَإِنَّهَا كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ
“Wahai ‘Abdullah bin Qois, katakanlah ‘laa hawla wa laa quwwata illa billah’, karena ia merupakan simpanan pahala berharga di surga” (HR. Bukhari no. 7386)
Semoga kita bisa mendapat manfaat dari secuil tulisan di atas, mulai sekarang kita bisa memperbanyak zikir terkait, tidak lupa sambil menyandarkan segala sesuatu hanya kepada Allah subhanahu wa ta'ala semata.
FURQON643
Dibuat dari beberapa sumber.
0 komentar:
Posting Komentar