WELCOME

Banyak wacana yamg bisa didapat. Tinggal pilih kategori sesuai kepo. Enjoy it!

Minggu, 27 Oktober 2019

Kehidupan Gangster antara Realita dan Hyperbolic Media

Saya suka sekali melihat acara televisi seperti movie dan lain-lain yang berbau gangster. Baik movie produksi barat, Asia, maupun buatan negara sendiri. Melihat movie dengan genre terkait seringkali membuat semangat. Sebetulnya hal ini wajar, karena memang saya laki-laki. Jenis kelamin ini menyukai sesuatu yang berbau action, adventure, segala sesuatu yang identik dengan maskulin.

Sumber picture Wikipedia


Saya sampai di momentum kalau bisa ada kesempatan, ingin bergabung dalam sebuah gangster yang ternama, di daerah saya. Saat masa SMA pun saya dan beberapa teman dekat yang suka kumpul bareng menghabiskan waktu, setiap pulang sekolah maupun weekend dan hari libur, menganggap diri kami satu geng motor kecil, tapi berbeda visi misi dengan geng motor lain yang suka diulas di televisi dan berita, kami tidak suka membuat ulah, keonaran, serta berbagai perilaku berkonotasi negatif yang bisa merugikan orang banyak.

Masa-masa itu seperti masa kebanyakan anak muda yang masih membutuhkan banyak momentum untuk aktualisasi diri, kami penuhi pikiran kami dengan fantasi fantasi liar, seperti seorang gangster. Kebetulan memang beberapa dari kami takjub pada hal yang kurang lebih sama: dunia gangster.

Makin bertambahnya umur, kami pun makin terpecah baik konsentrasi urusan di dunia nyata demi masa depan, maupun secara geografis. Ada yang melanjutkan kuliah, namun berada di kota lain, memutuskan untuk bekerja, ada pula yang meneruskan bisnis dari keluarganya. Fantasi liar dan impian kami pun seiring waktu makin tertimbun dengan ribuan pikiran lain yang lebih make a sense, demi meraih kehidupan yang lebih baik di versi tiap kepala kami sebagai individu yang bebas dan merdeka.

sumber picture HR excellency


Kumpul-kumpul kami tidak seintens dulu, beberapa teman pun mulai berkurang, terutama karena mereka ada yang mau tidak mau hengkang ke kota lain. Tapi tetap saja, ada anggota anggota baru yang rela masuk ke komunitas kami, tanpa prasyarat tertentu, hanya saja secara tidak tertulis termaktub bahwa kami harus saling menjaga dan support satu sama lain, terutama dalam hal kebaikan.

Saya pun masih menyenangi dan berfantasi meskipun tidak seliar dulu terhadap dunia gangster. Sampai pada suatu hari, ketika masa saya sudah bekerja di salah satu perusahaan swasta, Tuhan mempertemukan saya dengan salah satu anggota gangster asli!

Ceritanya begini, kebetulan sahabat main saya pernah tergabung dalam salah satu gangster terbesar yang ternama di Jakarta. Karena kemampuan bertarung yang mumpuni, dan benar-benar berbeda (menurut para anggota gangster tersebut dan diamini juga oleh kepala gangster) sahabat saya (sebut saja R) bisa naik derajat menjadi salah satu orang kepercayaan kepala gangster tersebut.

sumber picture news detik 

Kalau saya lihat typikal sahabat saya memang orangnya loyal, rajin dan kompeten dalam berprinsip. Wajar jika ada orang yang tertarik dengan kepribadian dia.

Penasaran dengan kemampuan beladirinya (secara, dia pintar bela diri karena ayahnya juga mempunyai title di salah satu kesatuan pertahanan negara di Indonesia, jadi selama ini ayahnya yang melatih dengan disiplin dan tekun mulai umur dia masih terbilang masih sangat muda) saya pernah melakukan sedikit uji coba, ketika dia sedang duduk di atas beton pembatas jalan dan saya berdiri di sampingnya, saya coba meluncurkan pukulan tangan kanan ke arah pipi kanannya dengan tiba-tiba (tentu saya menargetkan kepalan tangan saya berhenti beberapa milimeter dari pipinya) ternyata dia memposisikan badan serta memiringkan kepala untuk menghindari pukulan yang saya luncurkan, siku tangan kiri sudah di depan jakun leher saya dan lutut sebelah kanan sudah beberapa senti dekat alat kemaluan saya.

Amazing.

Sumber picture klikdokter.com


Sejak keterlibatan dia dengan komunitas geng tersebut, intensitas perilaku negatif yang mungkin sebelumnya belum pernah dilakukan meningkat. Perkelahian sering, membunuh beberapa orang pernah, masuk penjara juga. Tapi mengingat ayahnya mempunyai tingkatan title yang lumayan di kesatuan pembela tanah air di Indonesia, keluar masuk penjara seakan lebih mudah daripada orang awam.

Apakah menjadi seorang anggota gangster menguntungkan? Sekarang ada beberapa poin, yang bisa saya ulas di sini sehubungan dengan tingkah polah sahabat saya selama masa mudanya menghabiskan waktu di kota metropolitan tersebut, tentu sepanjang yang saya tahu.

° Tidak bebas.
Dalam artian untuk berjalan-jalan terutama secara sendiri atau dengan pasangan lah katakan, tidak bisa seenaknya ke daerah-daerah manapun yang dia suka. Ada daerah-daerah tertentu yang merupakan kuasa dari gangster lain, merupakan zona merah bagi dia. Kalau ketahuan dia sedang berjalan sendirian atau tidak dengan orang-orang yang bisa melindungi atau cover, bisa-bisa dia dihabisin.

° Stamina
Secara tidak langsung, ada homework tersendiri untuk rutin melakukan workout, alias meningkatkan kemampuan diri dia secara fisik, baik stamina, kemampuan bertarung, dan intuisi untuk membaca situasi sekitar di manapun berada. Istilah dia tidak ada kata untuk bermalas-malasan.

° Sehari semalam tidak tenang
Singkatnya kondisi dia siaga selama 24 jam. Takutnya ada panggilan yang tiba-tiba dan urgent, terkait kelompok, siapa tahu ada teman yang sedang diserang di daerah tertentu, atau kepala gangster dan bisa juga teman seperjuangan ingin bertemu dan membutuhkan bantuan.

sumber picture afriana agung jurnal

° Membuat sedih orang tua
Karena sering juga dia pulang dengan badan bonyok, atau berdarah, disebabkan habis tengkar. Sejauh yang saya tahu, ibunyalah yang paling banyak sedih merasakan perilaku anaknya. Kalau ayahnya pasti juga pusing tujuh keliling.

° Habit buruk
Mau nggak mau, kadang terpaksa juga, ikut terjerumus dalam culture atau kebiasaan-kebiasaan buruk minimal yang kurang etis secara sosial kemasyarakatan, karena baik sungkan atau takut untuk menolak. Misalkan ketika berkumpul saudara saudara seperjuangan pada minum semua dan mabuk. Dia dipaksa dan akhirnya terpaksa untuk ikut minum meskipun sedikit.

° Stigma
Mungkin ada kebanggaan tersendiri ya yang dirasakan. Namun lebih ke kebanggaan semu. Tetangga, saudara dan kolega yang mengetahui akan jati diri sahabat saya merasa tidak bisa komunikasi dengan enak. Nggak bisa lepas dalam komunikasi. Takut iya, menganggap dia golongan yang "preman", atau "berandalan" juga iya. Gimana bisa menjalin hubungan baik dengan keluarga besar?

sumber picture hello doctor medical blog


° Gundah
Nggak ada kata lain yang bisa menggambarkan ketakutan tersendiri yang menyelinap di dalam hati sahabat saya. Selain gundah. Dalam keseharian, bisa saja dia meninggal, tapi masih merasa berlumuran dosa. Meskipun masalah keamanan atau cover masih di jamin oleh ketua gangster. Identitas dia diketahui oleh seluruh kru gangster, hingga sampai plat nomor kendaraan. Jika ada apa-apa, kru siap melakukan cover. Tapi tetap saja, ada kekhawatiran masih menyelinap di dalam hatinya. Apa bisa hidup tenang kalau kaya gini?

° Luka
Kemungkinan untuk mendapat luka lebam atau sobek sangat besar. Luka yang paling parah sepertinya di perut sebelah kanan, pernah tersabet parang lawan tarung, jadinya sekarang yang tertinggal hanya sayatan panjang kemudian ada beberapa bekas jahitan.

° Terikat
Kondisi terikat dengan community gangster membuat dia tidak bisa bebas seperti kita kita pada umumnya. Istilahnya kalau kita seperti burung, kita bisa mengepakkan sayap untuk terbang ke mana saja kita mau. Sangat berbeda dengan kehidupan dia pada umumnya. Si R seperti burung elang yang hanya bisa terkungkung di dalam sangkar.

sumber picture id wikihow

Sejauh yang saya tahu, berapa poin itu yang bisa saya ulas terkait dengan si R. Karena mungkin pada beberapa aspek lain tidak bisa saya sampaikan disini sehubungan dengan kode etik.

Tapi seakan hidayah Tuhan bisa turun tidak melihat kepada siapa, di mana dan kapan. Buktinya sahabat saya ini setelah bertahun-tahun tergabung, sekarang bisa menjadi pribadi yang benar-benar berbeda daripada sebelumnya.

Salah satu poin mengapa dia berubah, karena tidak tahan melihat ibunya sering menangisi dia. Keinginan hijrah dia sampaikan ke kepala gangster, kemudian dia merantau ke kota saya. Bekerja sebagai karyawan swasta suatu perusahaan tertentu. Namanya hijrah, selain berusaha memperbaiki diri sendiri, dia melakukan lepas territory, mencari wilayah lain untuk memaksimalkan hijrah, memulai start kehidupan mulai nol.

Mungkin keinginan Tuhan juga ya dia bisa bertemu dengan saya di sini berkawan selama beberapa tahun sudah berjalan. Karena jujur saja saya merupakan pribadi yang interest banget terhadap hal-hal yang berbau gangster. Tapi akhirnya dari sisi beliaulah saya menemukan konotasi negatif dan banyak konsekuensi khusus termasuk hukuman sosial secara moril yang bisa dirasakan oleh siapa saja saat dia berperilaku keluar dari kode etik masyarakat.

sumber picture the inside mag

Tapi guys ternyata gangster yang ada di metropolitan tersebut juga punya anak buah di kota saya. Sempat sih dia bersilaturahim dengan kawan-kawan dia. Tapi karena memang dasarnya pribadinya benar-benar sudah berubah, dia bisa mengontrol sendiri intensitas komunikasi interaksi dengan mereka.

Sekilas di atas sedikit wacana yang mudah-mudahan bisa bermanfaat, terutama bagi pribadi-pribadi yang sempat mendambakan, atau penasaran akut terhadap kehidupan dunia hitam.

Guys percayalah, itu baru beberapa poin yang bisa saya sampaikan disini, yang memang masih pantas untuk disampaikan. Ada beberapa hal yang memang tidak pantas untuk disampaikan ya saya keep, bukan untuk dikonsumsi publik. Tapi secara substansi mudah-mudahan sudah tergambar bagaimana kelamnya kehidupan di seberang sana, sehingga keinginan atau fantasi liar yang pernah dimiliki pembaca sama seperti saya bisa dikaji ulang.

Selamat beraktifitas, semoga selalu semangat, dan kita sama-sama berharap kita dan keluarga besar kita selalu dilindungi oleh Tuhan.


FURQON643

0 komentar:

Posting Komentar