Sudah bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa sejak zaman dahulu terutama di zaman sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, para mukminin dan mukminat saling berlomba dalam peribadatan kepada Allah, dalam hal menggapai ridho Allah, di aspek kewajiban, maupun sunnah. Mereka akan saling bersaing dalam keseharian.
Tak terkecuali pada 2 sahabat baik yaitu Umar bin Khattab dan Abu Bakar ash Siddiq. Keduanya saling bersaing, terutama Umar bin Khattab yang suka kepo terhadap amalan-amalan Abu Bakar. Tapi pada suatu momen yang akan saya sampaikan ini, Umar bin Khattab radiallahu anhu merasa kalah.
Singkat cerita pada suatu siang ba'da zuhur, Umar bin Khattab menyempatkan diri untuk mampir ke rumah Abu Bakar as Siddiq. Tapi betapa kagetnya beliau ketika bertamu, ternyata Abu Bakar as Siddiq, sahabat Umar bin Khattab, tidak ada di rumah. Dan di rumah disambut oleh istrinya Abu Bakar as Siddiq. Padahal setahu Umar bin Khattab tadi ba'da dzuhur Abu Bakar selepas salat dan berdoa di masjid bersama para mukminin langsung pulang.
Ketika menanyakan pada sang istri Abu Bakar as Siddiq ke mana sang suaminya, padahal jelas-jelas Umar bin Khattab tahu kalau tadi Abu Bakar as Siddiq selepas dzuhur berjalan pulang, istrinya menjawab tidak tahu, sepengetahuan istrinya selama ini Abu Bakar as Siddiq selepas dzuhur tidak pernah pulang tapi baru pulang ba'da ashar.
Umar bin Khattab pun bergejolak hati nya, bener-bener kepo dan penasaran ke mana Abu Bakar as Siddiq beranjak. Rasa ingin tahunya yang besar, bersanding dengan semangatnya selama ini untuk kepo terhadap amalan-amalan baik Abu Bakar as Siddiq menjadikan beliau berkeinginan untuk mengikuti Abu Bakar as Siddiq keesokan hari.
Esoknya, selepas salat zuhur, diam-diam Umar bin Khattab mengikuti Abu Bakar as Siddiq. Terlihat Abu Bakar as Siddiq berjalan menuju rumah beliau. Tapi setelah sampai di depan rumah, ternyata Abu Bakar as Siddiq tidak pulang. Setelah celingak-celinguk sebentar ke kanan dan kiri, kelihatannya memastikan tidak ada yang mengikuti atau melihat sang sahabat, kemudian beliau segera meneruskan jalan kaki lurus entah kemana.
Umar bin Khattab pun tetap menjaga jarak kemudian tetap mengikuti Abu Bakar as Siddiq kemanapun sang sahabat berjalan.
Akhirnya sampai Abu Bakar as Siddiq yang sedang diikuti Umar bin Khattab ini di suatu rumah di pinggir kota Madinah. Abu Bakar as Siddiq dari kejauhan terlihat mengucapkan salam kemudian masuk ke dalam rumah.
Benar saja, ternyata Abu Bakar as Siddiq sambil menunggu waktu ashar ada di rumah tersebut, yang rumah tersebut entah milik siapa. Selepas salat ashar pun Umar bin Khattab mengikuti Abu Bakar as Siddiq ternyata sama persis seperti yang dikatakan oleh istrinya Abu Bakar as Siddiq bahwa sang suami pulang selalu selepas ashar.
Pada suatu redaksi, keesokan harinya Umar bin Khattab yang bener-bener kepo menyempatkan bermain ke rumah yang ternyata selama ini dikunjungin sama Abu Bakar as Siddiq selepas zuhur sampai ashar datang.
Setelah mengucapkan salam, dari dalam rumah ada yang menjawab salam dari Umar bin Khattab, lalu sang sahabat Rasulullah ini meminta izin pemilik rumah untuk masuk. Dan beliau dipersilakan masuk oleh pemilik rumah.
Secara dzohir ternyata pemilik rumah adalah seorang janda tua, hidup sendiri, dan Subhanallah nya matanya buta.
Tak berlama-lama Umar bin Khattab pun mulai bertanya kepada sang janda wanita tua tersebut, sehubungan dengan pemuda (alias Abu Bakar as Siddiq, yang memang dalam suatu redaksi Umar bin Khattab merahasiakan namanya kepada janda tersebut) yang sering datang ke rumah janda itu.
Sang ibu yang hidup sendiri itu menjelaskan bahwa sang pemuda itu tidak dikenali, suka datang ba'da dzuhur hingga ashar menjelang, kemudian selama di rumah tersebut dia (alias Abu Bakar as Siddiq) selalu menyiapkan makanan buat si ibu buta yang hidup sendiri itu. Selain menyiapkan makanan, sang pemuda misterius tersebut suka membersihkan rumah sang ibu tua, menyiapkan baju-baju, sesekali menyuapkan makanan.
Sang sahabat Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, Umar bin Khattab pun terharu, dan meyakini bahwa 1 poin kebaikan yang sudah dilakukan Abu Bakar as Siddiq ini telah mengalahkan beliau. Belum lagi amalan-amalan lain yang disembunyikan oleh sahabat Abu Bakar as Siddiq.
Masya Allah. Semoga bermanfaat, terutama mendorong kita untuk lebih semangat lagi dalam memperbanyak pundi-pundi pahala, bagaimanapun caranya.
FURQON643
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.
[Yûnus/10:26]
Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau tak melihat-Nya, (yakinlah) bahwa Dia (Allah) menyaksikanmu. [HR al-Bukhâri dan Muslim]
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. [an-Nahl/16:128].
”Jika kalian menampakkan sedekah maka hal itu baik sekali. Dan jika kalian menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir maka hal itu lebih baik bagi kalian…” (QS: Al-Baqarah [2]: 271)
0 komentar:
Posting Komentar