WELCOME

Banyak wacana yamg bisa didapat. Tinggal pilih kategori sesuai kepo. Enjoy it!

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 29 Oktober 2019

Contoh Sederhana Propaganda Positif: Got Milk!

Entah kenapa jadi pengen nulis dengan topik ini. Mungkin salah satu faktor sehubungan dengan fluktuasi pergerakan saling serang opini di berbagai sosmed kali ya. Gerah rasanya. Apa lagi yang lagi hot, tentang buzzer dan lain-lain.

Guys, sebenarnya yang disampaikan dari pihak tertentu itu mempunyai nama alias "propaganda". Julukan ini sedang eksis dimana-mana. Tidak terbatas komunitas atau kelompok tertentu, subjek pelaku yang mencuatkan propaganda tertentu bisa jadi komunitas (dengan tujuan) komersil, kelembagaan baik profit atau nonprofit, bahkan orang biasa, sebentuk individu.

sumber picture morristown green

Masing-masing subjek pelaku melakukan propaganda, karena mereka masing-masing mempunyai visi misi tersendiri, untuk mempengaruhi mindset publik.

Saya yakin, para pembaca di sini paling tidak mempunyai pengetahuan sendiri untuk memaknai apa itu propaganda. Kalau dari kacamata saya, propaganda merupakan salah satu cara perseorangan atau kelompok-kelompok yang telah saya sebutkan diatas, berupa berbagi atau mempengaruhi opini publik (mindset masyarakat luas) mengenai wacana tertentu, dalam usahanya untuk mewujudkan visi misi mereka.

Cambridge dictionary mengartikan propaganda menjadi beberapa hal, salah satu poin pengertiannya memang sederhana seperti yang saya katakan. Kurang lebihnya salah satu sumber terkemuka ini menjelaskan bahwa propaganda adalah, 

Information, ideas, opinions, or images that give one part of an argument, which are broadcast, published, etc, in order to influence people's opinions. 

Yaitu informasi, ide, opini, bahkan foto-foto secara visual yang menjadi salah satu partisipan dari suatu argumen yang mana di sebarkan dipublikasi untuk mempengaruhi opini atau mindset masyarakat.

sumber picture retro graphic

Professor Political Science dari Michigan State University bernama Bruce Lannes Smith secara sederhana malah menjelaskan yang lebih eksplisit lagi. Beliau berkata bahwa,

propaganda is dissemination of information—facts, arguments, rumours, half-truths, or lies—to influence public opinion. 

Letak poin eksplisitnya adalah menempatkan propaganda sebagai sesuatu alat yang digunakan untuk merubah mindset masyarakat, namun ditekankan bahwa alat berupa informasi ini bisa mengandung fakta, argumen, rumor, setengah fakta (menonjolkan satu sisi fakta dan membuang sisi fakta yang lain karena ada kepentingan), ataupun hanya berupa kebohongan. Demi meraih suatu tujuan.

Kawan-kawan pembaca pasti bisa paham lah dari beberapa definisi di atas.

Tapi kali ini saya cuman ingin mengajak flashback kawan-kawan, bahwasanya propaganda itu tidak serta merta sesuatu yang berkonotasi negatif. Ada kalanya propaganda dilakukan untuk tujuan yang positif.

sumber picture quillette

Pernah dengar propaganda Amerika terhadap masyarakatnya agar meningkatkan konsumsi terhadap produk susu? Atas pertimbangan susu atau fluid milk atau dairy, mengandung gizi yang beragam.

Propaganda produk ini dulu eksis, pernah menjadi iconic campaign di kebanyakan media barat. Pada tahun 90-an, di California saja, hampir 70 stasiun TV komersil ikut ambil bagian, terhitung sekitar 350 macam iklan promosi membanjiri media elektronik maupun cetak. Padahal soft launching nya sekitar tahun 80-an.

Sumber picture the drum

Propaganda positif untuk meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap susu itu mempunyai tag terkenal "Got Milk?". Kata-kata yang terangkai sederhana, namun maknanya mendalam. Dan berhasil menyeret lembaga berkelas seperti The Milk Processor Education Program (MilkPEP), Washington, D.C. yang dominan dananya disumbang oleh beberapa perusahaan nasional yang mempunyai produk susu, berdedikasi untuk sosialisasi edukasi kepada masyarakat dalam peningkatan konsumsi susu sebagai sumber protein.

sumber picture stealing share
sumber picture coindesk
sumber picture flickr


"MilkPEP continues to focus on driving consumer demand for milk by increasing milk’s relevance and establishing trust in milk", kabar Julia Kadison, CEO MilkPEP.

Mau gak mau, suka nggak suka, akhirnya kegiatan propaganda demi "mencerdaskan anak bangsa" inipun memaksa kementerian pertanian Amerika ikut ambil bagian dan memonitoring (U.S. Department of Agriculture’s atau USDA).

Pertanyaan kecil muncul. Kalau memang sudah banyak biaya yang dikucurkan untuk sosialisasi visi yang positif tersebut demi masyarakat, kerjasama telah dilakukan dengan baik bahkan dengan menteri agrikultural langsung, serta banyak stasiun TV, media cetak, dan hampir 300an aktor artis ikut ambil bagian, apakah kampanye propaganda ini berhasil?

sumber picture models.com 
sumber picture Canadian business
sumber picture Sandra rose

Majalah Time ikut berkicau masalah progres propaganda ini. 

"Per-capita consumption of fluid milk and cream fell by 25 percent from 1975 to 2012, according to the USDA". 

Konsumsi per kapita susu alias diri ternyata jatuh 25%, dalam rentang tahun terkait, panjang dari data kementerian agrikultural Amerika. Tapi sebagai produk substitusi, ternyata ada kenaikan konsumsi di bahan lain seperti keju.

sumber picture dairyreporter

sumber picture milkprice

sumber picture winconsin cheese

Ternyata belum sesuai ekspektasi, sedikit kecewa mencengkrama CEO MilkPEP pastinya. Tapi ternyata dia tidak menyerah.

Karena tidak beberapa lama kemudian, muncul slogan baru, mobilitas propaganda baru, di mana lebih fokus terhadap penyebaran informasi serta penanaman mindset ke masyarakat pada poin kekayaan kandungan gizi dalam susu. "Milk Life", berangkat dari slogan sederhana bahwa susu mempunyai sedikitnya 8 gram protein yang terkandung pada tiap gelasnya.

Wah kalau propaganda positif saya pasti akan mendukung. Apalagi dengan niat baik untuk mencerdaskan anak bangsa.

Sumber picture Pinterest, milk Life, genpink.com

Guys, sekian dulu pengulasan singkat dari saya. Semoga bermanfaat. Saya harap wacana minimal propaganda secara definitif, serta contoh propaganda positif di atas bisa memberi tambahan wacana, dan memberi semangat, terutama kesadaran bahwa kemampuan kita atau komunitas dalam berkomunikasi, merupakan satu senjata, yang mana bisa kita pergunakan dengan baik atau sebaliknya malah melukai diri kita sendiri baik sengaja maupun tidak.

Akhir kata, salam, selamat beraktifitas dan menggiatkan lagi untuk menambah wawasan.



FURQON643


Minggu, 27 Oktober 2019

Stigma Kehidupan Pelabuhan Keras

Kepo kah bagaimana kehidupan pelabuhan itu?

Pertama sekali ketika mendengar kata pelabuhan apa yang terpikirkan guys? Mungkin terfikir hamparan daratan buatan seluas beberapa ratus meter persegi, sebagian berpikir kisaran hektar, berada di pinggir laut, banyak kapal besar yang sandar, udara sangat panas menyengat, orang-orangnya bertipikal keras, gampang emosi, bertampang seram, berbadan kekar, kita salah ngomong dikit digigit?

Negara kita negara kepulauan guys jadi ada baik sektor pelabuhan sebagai sektor utama di dunia maritim kenegaraan kita saya singgung dikit. Lagian saya juga berkecimpung di dunia itu kan.

sumber picture dokumen pribadi

Wikipedia mengartikan pelabuhan atau port sebagai a place at the edge of an ocean, river, or lake for ships to load and unload their cargo.

Sedangkan negara kita dalam undang-undang nomor 17 tahun 2008 tentang pelayaran, pasal 1 ayat 16 mengutarakan bahwa Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.

Definisi nya agak banyak ya mudah-mudahan gak pusing bacanya. Lagian itu cuman intro kok saya bukan mau ngasih perkuliahan tentang pelabuhan. Cuman ingin mengajak teman-teman semua berwacana dikit tentang pelabuhan, utamanya anggapan sebagian masyarakat yang menganggap bahwa kehidupan di pelabuhan itu identik dengan kehidupan yang keras.

sumber picture dokumen pribadi

Memang keras yang seperti apa sih? Saya sebagai praktisi pelabuhan sekitar 8 tahun, menemukan beberapa poin yang sebagian masyarakat menganggap match alias cocoklogi dengan anggapan tersebut di atas. Tapi tetep ya guys, sesuai bidang ke pelabuhan yang saya terjuni, pelabuhan komersil (kapal laut yang mengangkut container) bukan pelabuhan komoditi manusia alias kapal penumpang.

Fisik
Sebagai pekerja di dunia pelabuhan, sudah bukan rahasia umum lagi bahwa dunia ini mementingkan ketahanan fisik dari para pekerjanya. Seperti ABK alias anak buah kapal, dominan yang bisa bekerja di kapal laut adalah orang-orang yang berpendidikan pelayaran, dan mempunyai ijazah tertentu yang mendukung sebagai prasyarat agar bisa "melaut".

Pernah membaca atau melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana proses pendidikan selama di sekolah pelayaran? Semi militer, mungkin bisa disamakan dengan IPDN yang sempat ramai di televisi Nasional kita dulu. Masih ingat dengan sekolah yang sempat booming dulu? Tampar, berlari kesana kemari, fisik dan mental yang ditempa oleh para senior, dan segala hal yang tidak didapat di sekolah nasional kebanyakan.

sumber picture liputan6.com

Mengapa begitu? jelas untuk mempersiapkan fisik dan mental anak didik agar ketika mereka terjun ke dunia pelabuhan atau dunia pelayaran, sudah tertata secara fisik dan mental jadi tidak ada kaget lagi dengan keadaan yang memang lumrah ada di sana.

Misalnya mereka memilih bekerja di laut, melaut, melakukan keseharian di atas kapal laut yang sedang mengarungi samudra. Ombak menggunung, kapal terombang-ambing kanan kiri, panas terik maupun hujan, belum lagi harus mempersiapkan mesin, dan segala hal yang teknis terkait kapal laut di saat urgent sekalipun.

Saya agak kesulitan untuk menggambarkan hiruk-pikuk apa yang terjadi di atas kapal selama melaut. Tapi untuk gambaran saja, kurang lebih seperti di film film bajak laut katakanlah Pirates of Caribbean, ketika hujan lebat dan hampir seluruh anak buah kapal alias awak kapal secara disiplin dan dalam tempo waktu yang singkat harus segera sigap menghandle tiap-tiap job desk masing-masing. Ada yang menurunkan atau mengembangkan layar, memasang jangkar, menarik tali jangkar, memegang kemudi, memeriksa lambung kapal, dan lain sebagainya.

Sama seperti kapal laut modern, ada tantangan tersendiri yang kurang lebih sama sama seperti yang digambarkan di film bajak laut box office tersebut. Hanya saja untuk zaman sekarang alat-alat lebih canggih, kontrol kapal cukup menggunakan beberapa tombol, meski tetap aja yang harus manual seperti pompa, mengecek oli di lubang parameter oli samping kapal, tali temali seperti jangkar dan tali spring tross atau tali saat penyadaran (ngeliat diameter tali nya ngeri, besar kayak ular anaconda raksasa, menariknya meski pakai alat manual tetap pakai tenaga juga), gyro compass, monitoring radar, mengecek kedalaman air laut sekitar memakai echo sounding, dan beberapa perangkat ribet lainnya. Tiap-tiap anak buah kapal mempunyai job desk masing-masing dan ada momentum tertentu mereka harus segera sigap, layaknya petugas pemadam kebakaran yang berlarian ketika alarm kebakaran berbunyi.

sumber picture Twitter


Sudah terbayang kan bagaimana fisik yang dibutuhkan?

Itu kalau memang bekerja di atas kapal dan melaut, kalau yang memang bekerja di pelabuhan tidak seekstrim itu tapi tetap butuh fisik yang sehat dan siap bekerja menggunakan banyak kalori.

Sebagai pekerja pelabuhan saya sudah terbiasa untuk naik turun kapal, belum lagi kapal komersial yang ukurannya besar banget, yang panjang kapal bisa mencapai ratusan meter. Tinggi kapal kalau sedang dalam keadaan kosong bisa bisa saya naik kapal dengan ketinggian kapal yang lumayan. Ada kapal besar yang ketinggiannya belasan meter. Itu tingginya belum panjangnya kapal.

Selain naik turun, saat monitoring pekerjaan alat berat di kapal (kalau kapal komersil yang membawa kontainer ratusan) saya banyak wira wiri alias berjalan kesana kemari memastikan pekerjaan sesuai aturan yang berlaku, dan bay plan pekerjaan yang telah di order oleh pihak kapal. Belum lagi ketika cuaca panas banget ketika siang, atau dingin banget ketika malam, kalau siang matahari sangat terik dan kalau malam hari angin malam sangat dingin mengingat posisi bekerja di pinggir laut.

Mental
Selain fisik, kita juga diwajibkan mempunyai mental yang kuat. Selain karena pressure pekerjaan luar biasa, fisik bener-bener ditempa, seringkali saat bekerja kita ada pergesekan dengan pekerja lain, pekerja kasar yang ada di pelabuhan sebagai tanggung jawab kita untuk memonitoring, ataupun pergesekan dengan anak buah kapal terkait kapal mereka yang kita handle, entah bongkar atau muat container.

sumber picture merdeka.com

Bayangin sedikit ya cuacanya panas banget, kita lelah dan haus, kemudian ada suasana yang membuat kita ingin meluapkan emosi, tapi di situ kita harus tenang, demi pekerjaan progres dan hasil yang "perfecto" kata orang Spanyol. Maklum di pelabuhan kan banyak sekali macam latar belakang orang, baik yang berpendidikan maupun sebagian besar yang kurang mengenyam pendidikan, didukung oleh cuaca dan pressure pekerjaan yang tinggi.

Cekcok sudah biasa, kebanyakan verbal, tapi bagaimana cara kita agar bisa bekerja sama dengan berbagai elemen pekerja, karena visi misi kita kalau ditelisik lagi mempunyai visi misi yang kurang lebih sama. Kalau sekarang sih ada undang undang ya, jadi kontak fisik tidak seperti zaman dulu kala nenek moyang kita, karena pemukulan pun sekarang sudah ada pasalnya. Apalagi kontak fisik lain yang lebih daripada itu.

Lingkungan pelabuhan
Saya cuma bisa bilang luas banget, karena space tersendiri peruntukan kontainer yang jumlahnya ratusan, belum lagi stress yang dibutuhkan untuk beberapa alat berat, dimana alat berat di ini sebagai alat yang digunakan untuk mengambil, meletakkan kontainer di tempat yang diinginkan di dalam (dalam palka kapal maksudnya) atau di atas kapal (ondeck alias diatas palka kapal).

sumber picture goldbank.co.id


Belum lagi kapal yang mempunyai dimensi besar, ada kapal yang panjangnya hanya puluhan meter, namun banyak juga kapal komersil yang panjangnya saja bisa mencapai ratusan meter, jadi untuk menampung kesemuanya sudah tergambar, seberapa luasan pelabuhan yang dibutuhkan untuk mengakomodir semua kegiatan pelabuhan.

Dan tidak ada padang rumput di sini (emangnya padang Golf apa?), pohon juga tidak nampak satu pun. Adanya area luas, dengan banyak mesin raksasa, kontainer bertumpuk-tumpuk, gedung perkantoran, dan dasar daratan berupa beton: panas, gerah, bak padang gurun.

Risk
Dasaran sekarang beton, container terbuat dari besi, kapal juga dari besi, kemudian baik di daratan maupun di atas kapal ada hiruk pikuk tersendiri. Di daratan para trailer (truck) berseliweran membawa kontainer baik yang memang kontainer itu didistribusikan ke kapal, dari kapal ke pabrik atau depo (tempat singgah container milik pelayaran), maupun dari kapal ke tempat penumpukan container di dalam pelabuhan, dan sebaliknya dari container yard alias penumpukan container di area pelabuhan menuju kapal.

sumber picture liebherr

Belum lagi kalau kita melongok ke atas, dalam proses bongkar muat kontainer dari atau ke kapal, pastinya kontainer yang sedang di bawa alat berat berseliweran di atas kepala kita.

Jadi untuk faktor risiko yang saya maksud, baik di darat maupun di atas kapal ada resiko besar yang sedang menunggu pekerja yang lengah. kita dituntut berhati-hati baik selama di darat maupun di atas kapal. Karena seperti yang saya bilang sebelumnya, hampir semua barang yang ada di pelabuhan maupun di kapal semuanya terbuat dari barang yang keras seperti besi dan baja.

Kita lengah sedikit di darat bisa kesambar trailer alias truk. Tidak hati-hati selama berada di atas kapal, terpeleset misalnya, bisa jatuh ke deck kapal atau gangway (tempat yang lebih rendah daripada ondek alias atas kapal), maupun tercebur ke laut. Diamnya kita pun di atas kapal bila posisi yang kita pilih merupakan posisi yang near risk atau beresiko, bisa-bisa ada barang jatuh selama kontainer lewat di atas kepala kita.

Intinya kita harus siap siaga selama melakukan pekerjaan di pelabuhan. Minimal mencari tempat yang aman. Kesemua barang keras, sekali lagi terbuat dari besi dan baja dan bobot tidak hanya 1 gram 2 gram tapi bobot barang puluhan ratusan hingga ribuan kilogram alias ton. Kalau kita salah memilih posisi berdiam diri (duduk atau bersandar di posisi yang riskan atau tidak safety) kemudian ada sesuatu kendala teknis, entah itu alat besar atau faktor kapal itu sendiri, pasti nantinya ada dampak negatif ke kita. Minimal luka, maksimal nyawa.

sumber picture KHL group

Tapi ya jangan hiperbolis banget keles, orang sekarang sudah jaman modern. Resiko yang di sini adalah kemungkinan-kemungkinan kecil yang bisa terjadi, bukan tiap ada kegiatan, kurang lebih 50% besaran kemungkinan terjadi accident, bukan, cuman kan namanya juga anjuran safety, paling tidak kita mencegah daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Lagian zaman sekarang yang milenial ini juga makin canggih alat, kebanyakan diperlengkapi dengan perangkat untuk mendukung keamanan saat bekerja.

Rata-rata dunia kepelabuhan yang didominasi oleh badan usaha milik negara maupun perusahaan swasta sudah mengaplikasikan ketentuan dan mempunyai kewajiban tersendiri untuk menerapkan sistem K3 alias keselamatan kesehatan kerja bagi para karyawannya. Lagian undang undang juga sudah mengatur tentang hal itu, termaktub di Undang-Undang No. 1/1970 dan No. 23/1992 mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Intinya setiap perusahaan dituntut untuk memfasilitasi pekerjanya dan menciptakan environment alias lingkungan bekerja yang aman, selain profitable tentunya, dan nyaman bagi para pekerjanya sendiri maupun consumer.

On nonstop
Mengingat traffic kapal yang sangat banyak, baik kapal laut internasional maupun nasional, banyak track ke seluruh wilayah Indonesia dan negara-negara sebelah, dominan pelabuhan non stop dalam bekerja melayani kapal yang hendak sandar. Jadi mulai pagi hingga pagi selalu saja ada kegiatan, seperti beberapa frenchise alias usaha waralaba, dunia pelabuhan sebagai terminal utama kapal laut di aspek maritim mempunyai slogan buka 24 jam.

sumber picture liebherr

Jika siang hari, kami bergelut dengan terik matahari, debu yang liar beterbangan ke sana kemari, sebaliknya jika malam berteman rembulan, pelukan udara yang yang dingin yang menusuk kulit, disertai angin malam, rasa kantuk dan lelah menjadi satu.

Tapi tenang aja, meskipun dunia pelabuhan memang nonstop tapi untuk masalah jam kerja karyawan masih mengacu pada undang-undang, yang saya maksud UU No 13/2003 tentang ketenagakerjaan pasal 77, dimana disana diatur pada dua poin,

- 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu
- 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu

Jadi terdapat kurang lebih 3-4 grup agar jam kerja kami menyesuaikan dengan ketetapan yang telah diatur pemerintah.

sumber picture Liebherr


Gimana? Apa sudah dapat gambaran cukup tentang dunia kepelabuhan yang identik dengan dunia pelabuhan itu dunia yang keras seperti stereotip yang bertengger di sebagian masyarakat?

Kalau sudah saya sih sebagai pengulas wacana pelabuhan ikut senang. Kalau belum ya mohon maaf, namanya juga saya manusia yang terbatas.

Selamat beraktivitas, tetap semangat, jangan lupa selalu berdoa dimana saja.


FURQON643

Marina Abramovic Rhytm 0: Contoh Sederhana Seni Sebagai Pintu Gerbang Awal Freedom

Art atau seni saya golongkan sebagai obyek dimana bisa membawa sang subyek-pelaku art masuk ke level artistik notabene sarat dengan creativity dan keindahan murni (pure beauty) ataupun masuk ke level freedom yang cenderung masuk kategori uncontrolled, keluar dari norma etika, bahkan dalam kacamata religi sebagai titik pijak timbulnya sin (dosa).

sumber picture fizdi.com


Tidak jauh, bisa diambil contoh di sekitar saya semasa kuliah. Ada seorang mahasiswi baru, ketika ingin aktualisasi diri, dia memutuskan untuk mengikuti rutinitas theater/drama. Karena dia memang menyukai seni peran. Dan kampus kebetulan ada wadah yang tersedia disana. 

Awalnya tidak ada yang mengganggu hatinya. Semua berjalan baik baik saja, secara pergaulan dan wawasan seni peran (berakting sebagai tokoh tertentu, melebur secara peran dan pikiran) hingga suatu hari dia masuk dalam rangkaian naskah yang ada adegan berpelukan, berlanjut cium bibir lawan jenis. Shocked. Saya dengar beberapa dekade berikutnya dia sudah tidak mau bersinggungan dengan dunia peran lagi. 

Baik, sekarang kita menilik movie saja di dunia pertelevisian, atau bioskop block-mockbuster, box office dari dalam maupun luar negeri. Apalagi movies dengan filter sign 13+/18+/21+/remaja sebagai minimum age untuk konsumsi movies. Ada adegan ciuman, berpelukan bahkan hubungan badan lawan jenis meski tidak eksplisit diperlihatkan. Entah produksi barat maupun film indonesia yang notabene digarap para creator movie untuk bisa dinikmati remaja (minimal usianya). Gak semua. Beberapa. Dominan barat, dan sebagian movies besutan produser dalam negeri kita.

sumber picture 123 RF

Gak usah jauh jauh deh. Film cartoon pun, beberapa akhirnya ada yang dihinggapi act penggelitik libido ini. Padahal kartun, esensinya bisa dinikmati anak kecil. Eh ternyata ada adegan begitu juga. Kiss, hug, maupun kissing mouth to mouth. Gak semua. Beberapa saja. 

Jadi realita kita sebagai orang yang hidup di timur, masih demikian limited dengan berbagai hal yang di negeri seberang sana  sesuatu unusual itu tidak dilihat sebagai perihal yang tabu. Beda topografi, beda negara, berbeda pula budaya, cara pandang, toleransi habit. Sayangnya habit kebaratan tersebut masuk perlahan ke mindset masyarakat kita terutama anak muda dengan halus, membentuk mindset dengan tendensi modern, maju, zaman now, dan aneka cap positive lain. 

Apakah ini perasaan saya saja atau memang demikian? Tentang bagaimana kebanyakan orang menganggap sebagian area/coverage art merupakan momentum/membawa atmosfer tersendiri yang cenderung bebas, keluar dari kode etik ketimuran kita? 

Coba lihat responsif kebanyakan orang ketika masuk ke atmosfer art. Saya berikan contoh real yang lain. 


Rhytm 0
Pernah mendengar artist negeri sono bernama Marina Abramovic? Lone Wolf Magazine menyebut aksi artistik dia di tahun 1979 itu dengan tajuk "The Most Terrifying Work of Art in History".

sumber picture scene 360

Action atas nama art ini seperti mengiyakan opini saya diatas. Singkat cerita, si artist melakukan aksi seni (plus social experiment) dengan nama "Rhytm 0". Aksi/eksperimen seperti apa itu? Jadi dia berdiri diam di stage berjam jam (durasi yang dia setting selama 6 jam), dalam hall, mengundang banyak orang yang didominasi stranger/orang asing termasuk wartawan.

Di sisi lain, sang artist terkenal ini menyiapkan hampir 72 barang, beragam jenis yang disiapkan di atas meja di depan stage. Rules nya, setiap orang yang datang di galeri art show dia ini bisa melakukan apa saja ke dia, selama durasi 6 jam yang ditetapkan. Apapun. Dan dia telah mempersiapkan pula MoU alias Memorandum of Understanding atau nota kesepahaman (perjanjian dan kesepakatan) agar apa saja yang terjadi nantinya adalah tanggung jawab penuh si artist. 

Barang apa saja yang disiapkan? 
Barang safety seperti bulu, cake cokelat, spidol, pensil, bunga mawar, minyak zaitun, plester luka, hingga barang unsafety seperti pisau, pistol genggam, peluru, rantai, gunting. 

sumber picture history.com

Dia mempersiapkan dirinya sebagai objek, bisa diperlakukan apa saja, dan dia siap menerima segala konsekuensi yang timbul. Bahkan kehilangan nyawa. Gila gak? 

Penasaran apa yang terjadi selanjutnya ketika orang orang asing masuk ke hall alias area show artistik ini? 

Pada awalnya wartawan yang berani mendekat. Memfoto, mendekat, tanpa berani berbuat lebih jauh. Sesaat kemudian, beberapa orang mulai mendekat. Mengubah posisi tangan dan jemari sang artist, menempatkan bunga di tangannya. Ada yang menyuapi dia dengan cake coklat. Lalu, seperti ekspektasi, ada yang mulai mencium dia. Hahahaha

sumber picture youtube.com

"It became more wild," kata sang artist saat diwawancara wartawan seusai aksi kesenian berlangsung. Seiring waktu responsif para stranger bertambah liar. 

Ada orang asing yang meraba raba badannya. Seseorang mengambil gunting, mulai memotong bajunya sedikit demi sedikit. Orang lain mengambil alat yang sama, menggunting bagian lain bajunya. Akhirnya beberapa orang berhasil membuat dia setengah telanjang gara gara kreatifitas menggunting kain. 

Beberapa menulisi kepala dan tubuh bagian atas sang artist dengan kata kata iseng. Ada stranger mengambil pisau. Melukai lehernya, lalu meminum darah yang menetes dari lehernya. Setelah puas, melekatkan plester luka di sobekan kulit di leher sang wanita. Kemudian audience lain mengambil handgun alias pistol, mengisinya dengan peluru, menggenggamkan pistol, mengarahkannya ke kepalanya. 

sumber picture boing boing

Satu dua orang mendudukkannya dia di atas meja kayu. Menancapkan pisau ke meja berposisi di antara pahanya. Tetap, ada audience yang mencium, meraba tubuhnya sedemikian rupa. 

Setelah 6 jam berlalu, sang artist kawakan ini langsung bergerak. Sekretarisnya mendekat, membersihkan segala kerusakan di badannya. Coretan, mengenakan baju yang baru, memberi minum. Audience disana hanya bisa tertunduk, terutama orang orang yang tadi bertindak tak senonoh selama durasi art show. 

"What i learned was that, if you leave it up to the audience, they can kill you, i felt really violated,"

Dia belajar banyak hal, bahwa ada kemungkinan dia bisa terbunuh bila dia menggantungkan hidupnya pada audiens yang notabene orang asing. Dia merasa sangat "dijahati" banyak orang. Dan dia benar benar kapok, tidak akan melakukan show art serupa lagi kapanpun dimanapun. 

sumber picture The John Doppler effect

Terbersit conclusi apa? 

Kembali ke topik awal, saya bantu Anda menyimpulkan sederhana. Terlepas dari culture negara dan masyarakat Russia, para orang asing ini mampu masuk ke level aggressive "human being" karena aura "freedom" atau kebebasan atas nama "seni", bebas melakukan apa saja, karena memang dipersilakan oleh sang artist, apalagi di sisi lain dia bertanggungjawab penuh atas apa yang terjadi. Tidak ada tuntutan hukum, konsekuensi moral etika. 

Awalnya beberapa orang tampak gentle. Hanya mengusili Marina dengan usilan sederhana. Lama kelamaan, orang larut dengan suasana "art", selain karena faktor culture negara terkait tentunya. Apalagi MoU yang sudah dipersiapkan di awal acara. Tambah bebas. 

Coba lihat di berbagai media sana. Art seakan menjadi pintu gerbang awal menuju level kehidupan yang bebas, keluar dari norma etika. Terlihat dari banyak foto atau hasil seni fotografi dan seni peran-movie yang enak, bebas dalam menghidangkan foto tak memakai baju, lekuk tubuh, movie yang menunjukkan hal serupa, bahkan lebih, seperti hubungan intim lawan jenis. Saya menemukan banyak kegiatan unexpected ini terutama di film luar sana. 

sumber picture amazon.ca


Masih segar lho di pikiran saya, ada dua - tiga artis Indonesia lelaki perempuan pernah meluncurkan hasil fotografi tak memakai baju sehelai pun. Tak sengaja, publik mengkonsumsi hasil seni tersebut, lalu mereka terkena bully. Tendensi alias pembelaan awal yang dilempar ke nitizen adalah "this is art". Itu adalah seni. 

Ah, saya cuma ingin berbagi nuansa saya dalam melihat seni dari berbagai kacamata. Saya juga penyuka keindahan. Segala yang indah di alam adalah seni penciptaan Yang Mahakuasa. Hasil buatan manusia pun, yang indah dan penuh kreatifitas, adalah hasil luapan emosi, memeras otak, perasaan sang seniman dalam mengkomunikasikan apa yang ada di pikirannya berharmonisasi dengan segala keindahan. 

Tidak semua seni itu buruk. Namun aura seni bisa menjadi aura yang negative bila menjadi senjata/alibi untuk legalisasi pornography, violence, berbagai perilaku negative lain yang dapat menimbulkan influence buruk bak efek domino. Seperti di kejadian show art by artist Russia tadi diatas. Mulai bergeraknya sang artist seusai 6 jam mematung sebagai obyek pelampiasan para orang asing, menjadi start runtuhnya "aura art", melenyapkan jam bebas audience untuk melakukan apa saja, mengembalikan norma etika yang tadi sempat tersingkir di hall, kembali ke "kondisi normal dan seharusnya". Banyak audience malu, menghindari tatapan Marina saat sang artist melihat dan berjalan keliling sebelum mengatakan hasil experiment horornya di stage, di hadapan para wartawan, serta semua orang yang hadir disana. 

Semoga beberapa pembaca yang merupakan aktivis seni bisa memahami cara pandang dari kacamata yang saya gunakan. Sebagai orang awam, saya cuma kaget, beberapa kali topik pembicaraan kita mampu membuat banyak orang masuk ke aura lain yang masih keluar dari etika norma seharusnya, aura kebebasan semu. Padahal seni sebagai sarana memang bisa membawa sang subyek melakukan satu diantara dua. Kebaikan, dan sebaliknya. Jangan jangan masih samar pembatasnya di mata kita? 

Kalau iya, coba renungkan lagi. Dan mohon maaf sebelumnya ya, semoga bermanfaat. 


FURQON643

Kehidupan Gangster antara Realita dan Hyperbolic Media

Saya suka sekali melihat acara televisi seperti movie dan lain-lain yang berbau gangster. Baik movie produksi barat, Asia, maupun buatan negara sendiri. Melihat movie dengan genre terkait seringkali membuat semangat. Sebetulnya hal ini wajar, karena memang saya laki-laki. Jenis kelamin ini menyukai sesuatu yang berbau action, adventure, segala sesuatu yang identik dengan maskulin.

Sumber picture Wikipedia


Saya sampai di momentum kalau bisa ada kesempatan, ingin bergabung dalam sebuah gangster yang ternama, di daerah saya. Saat masa SMA pun saya dan beberapa teman dekat yang suka kumpul bareng menghabiskan waktu, setiap pulang sekolah maupun weekend dan hari libur, menganggap diri kami satu geng motor kecil, tapi berbeda visi misi dengan geng motor lain yang suka diulas di televisi dan berita, kami tidak suka membuat ulah, keonaran, serta berbagai perilaku berkonotasi negatif yang bisa merugikan orang banyak.

Masa-masa itu seperti masa kebanyakan anak muda yang masih membutuhkan banyak momentum untuk aktualisasi diri, kami penuhi pikiran kami dengan fantasi fantasi liar, seperti seorang gangster. Kebetulan memang beberapa dari kami takjub pada hal yang kurang lebih sama: dunia gangster.

Makin bertambahnya umur, kami pun makin terpecah baik konsentrasi urusan di dunia nyata demi masa depan, maupun secara geografis. Ada yang melanjutkan kuliah, namun berada di kota lain, memutuskan untuk bekerja, ada pula yang meneruskan bisnis dari keluarganya. Fantasi liar dan impian kami pun seiring waktu makin tertimbun dengan ribuan pikiran lain yang lebih make a sense, demi meraih kehidupan yang lebih baik di versi tiap kepala kami sebagai individu yang bebas dan merdeka.

sumber picture HR excellency


Kumpul-kumpul kami tidak seintens dulu, beberapa teman pun mulai berkurang, terutama karena mereka ada yang mau tidak mau hengkang ke kota lain. Tapi tetap saja, ada anggota anggota baru yang rela masuk ke komunitas kami, tanpa prasyarat tertentu, hanya saja secara tidak tertulis termaktub bahwa kami harus saling menjaga dan support satu sama lain, terutama dalam hal kebaikan.

Saya pun masih menyenangi dan berfantasi meskipun tidak seliar dulu terhadap dunia gangster. Sampai pada suatu hari, ketika masa saya sudah bekerja di salah satu perusahaan swasta, Tuhan mempertemukan saya dengan salah satu anggota gangster asli!

Ceritanya begini, kebetulan sahabat main saya pernah tergabung dalam salah satu gangster terbesar yang ternama di Jakarta. Karena kemampuan bertarung yang mumpuni, dan benar-benar berbeda (menurut para anggota gangster tersebut dan diamini juga oleh kepala gangster) sahabat saya (sebut saja R) bisa naik derajat menjadi salah satu orang kepercayaan kepala gangster tersebut.

sumber picture news detik 

Kalau saya lihat typikal sahabat saya memang orangnya loyal, rajin dan kompeten dalam berprinsip. Wajar jika ada orang yang tertarik dengan kepribadian dia.

Penasaran dengan kemampuan beladirinya (secara, dia pintar bela diri karena ayahnya juga mempunyai title di salah satu kesatuan pertahanan negara di Indonesia, jadi selama ini ayahnya yang melatih dengan disiplin dan tekun mulai umur dia masih terbilang masih sangat muda) saya pernah melakukan sedikit uji coba, ketika dia sedang duduk di atas beton pembatas jalan dan saya berdiri di sampingnya, saya coba meluncurkan pukulan tangan kanan ke arah pipi kanannya dengan tiba-tiba (tentu saya menargetkan kepalan tangan saya berhenti beberapa milimeter dari pipinya) ternyata dia memposisikan badan serta memiringkan kepala untuk menghindari pukulan yang saya luncurkan, siku tangan kiri sudah di depan jakun leher saya dan lutut sebelah kanan sudah beberapa senti dekat alat kemaluan saya.

Amazing.

Sumber picture klikdokter.com


Sejak keterlibatan dia dengan komunitas geng tersebut, intensitas perilaku negatif yang mungkin sebelumnya belum pernah dilakukan meningkat. Perkelahian sering, membunuh beberapa orang pernah, masuk penjara juga. Tapi mengingat ayahnya mempunyai tingkatan title yang lumayan di kesatuan pembela tanah air di Indonesia, keluar masuk penjara seakan lebih mudah daripada orang awam.

Apakah menjadi seorang anggota gangster menguntungkan? Sekarang ada beberapa poin, yang bisa saya ulas di sini sehubungan dengan tingkah polah sahabat saya selama masa mudanya menghabiskan waktu di kota metropolitan tersebut, tentu sepanjang yang saya tahu.

° Tidak bebas.
Dalam artian untuk berjalan-jalan terutama secara sendiri atau dengan pasangan lah katakan, tidak bisa seenaknya ke daerah-daerah manapun yang dia suka. Ada daerah-daerah tertentu yang merupakan kuasa dari gangster lain, merupakan zona merah bagi dia. Kalau ketahuan dia sedang berjalan sendirian atau tidak dengan orang-orang yang bisa melindungi atau cover, bisa-bisa dia dihabisin.

° Stamina
Secara tidak langsung, ada homework tersendiri untuk rutin melakukan workout, alias meningkatkan kemampuan diri dia secara fisik, baik stamina, kemampuan bertarung, dan intuisi untuk membaca situasi sekitar di manapun berada. Istilah dia tidak ada kata untuk bermalas-malasan.

° Sehari semalam tidak tenang
Singkatnya kondisi dia siaga selama 24 jam. Takutnya ada panggilan yang tiba-tiba dan urgent, terkait kelompok, siapa tahu ada teman yang sedang diserang di daerah tertentu, atau kepala gangster dan bisa juga teman seperjuangan ingin bertemu dan membutuhkan bantuan.

sumber picture afriana agung jurnal

° Membuat sedih orang tua
Karena sering juga dia pulang dengan badan bonyok, atau berdarah, disebabkan habis tengkar. Sejauh yang saya tahu, ibunyalah yang paling banyak sedih merasakan perilaku anaknya. Kalau ayahnya pasti juga pusing tujuh keliling.

° Habit buruk
Mau nggak mau, kadang terpaksa juga, ikut terjerumus dalam culture atau kebiasaan-kebiasaan buruk minimal yang kurang etis secara sosial kemasyarakatan, karena baik sungkan atau takut untuk menolak. Misalkan ketika berkumpul saudara saudara seperjuangan pada minum semua dan mabuk. Dia dipaksa dan akhirnya terpaksa untuk ikut minum meskipun sedikit.

° Stigma
Mungkin ada kebanggaan tersendiri ya yang dirasakan. Namun lebih ke kebanggaan semu. Tetangga, saudara dan kolega yang mengetahui akan jati diri sahabat saya merasa tidak bisa komunikasi dengan enak. Nggak bisa lepas dalam komunikasi. Takut iya, menganggap dia golongan yang "preman", atau "berandalan" juga iya. Gimana bisa menjalin hubungan baik dengan keluarga besar?

sumber picture hello doctor medical blog


° Gundah
Nggak ada kata lain yang bisa menggambarkan ketakutan tersendiri yang menyelinap di dalam hati sahabat saya. Selain gundah. Dalam keseharian, bisa saja dia meninggal, tapi masih merasa berlumuran dosa. Meskipun masalah keamanan atau cover masih di jamin oleh ketua gangster. Identitas dia diketahui oleh seluruh kru gangster, hingga sampai plat nomor kendaraan. Jika ada apa-apa, kru siap melakukan cover. Tapi tetap saja, ada kekhawatiran masih menyelinap di dalam hatinya. Apa bisa hidup tenang kalau kaya gini?

° Luka
Kemungkinan untuk mendapat luka lebam atau sobek sangat besar. Luka yang paling parah sepertinya di perut sebelah kanan, pernah tersabet parang lawan tarung, jadinya sekarang yang tertinggal hanya sayatan panjang kemudian ada beberapa bekas jahitan.

° Terikat
Kondisi terikat dengan community gangster membuat dia tidak bisa bebas seperti kita kita pada umumnya. Istilahnya kalau kita seperti burung, kita bisa mengepakkan sayap untuk terbang ke mana saja kita mau. Sangat berbeda dengan kehidupan dia pada umumnya. Si R seperti burung elang yang hanya bisa terkungkung di dalam sangkar.

sumber picture id wikihow

Sejauh yang saya tahu, berapa poin itu yang bisa saya ulas terkait dengan si R. Karena mungkin pada beberapa aspek lain tidak bisa saya sampaikan disini sehubungan dengan kode etik.

Tapi seakan hidayah Tuhan bisa turun tidak melihat kepada siapa, di mana dan kapan. Buktinya sahabat saya ini setelah bertahun-tahun tergabung, sekarang bisa menjadi pribadi yang benar-benar berbeda daripada sebelumnya.

Salah satu poin mengapa dia berubah, karena tidak tahan melihat ibunya sering menangisi dia. Keinginan hijrah dia sampaikan ke kepala gangster, kemudian dia merantau ke kota saya. Bekerja sebagai karyawan swasta suatu perusahaan tertentu. Namanya hijrah, selain berusaha memperbaiki diri sendiri, dia melakukan lepas territory, mencari wilayah lain untuk memaksimalkan hijrah, memulai start kehidupan mulai nol.

Mungkin keinginan Tuhan juga ya dia bisa bertemu dengan saya di sini berkawan selama beberapa tahun sudah berjalan. Karena jujur saja saya merupakan pribadi yang interest banget terhadap hal-hal yang berbau gangster. Tapi akhirnya dari sisi beliaulah saya menemukan konotasi negatif dan banyak konsekuensi khusus termasuk hukuman sosial secara moril yang bisa dirasakan oleh siapa saja saat dia berperilaku keluar dari kode etik masyarakat.

sumber picture the inside mag

Tapi guys ternyata gangster yang ada di metropolitan tersebut juga punya anak buah di kota saya. Sempat sih dia bersilaturahim dengan kawan-kawan dia. Tapi karena memang dasarnya pribadinya benar-benar sudah berubah, dia bisa mengontrol sendiri intensitas komunikasi interaksi dengan mereka.

Sekilas di atas sedikit wacana yang mudah-mudahan bisa bermanfaat, terutama bagi pribadi-pribadi yang sempat mendambakan, atau penasaran akut terhadap kehidupan dunia hitam.

Guys percayalah, itu baru beberapa poin yang bisa saya sampaikan disini, yang memang masih pantas untuk disampaikan. Ada beberapa hal yang memang tidak pantas untuk disampaikan ya saya keep, bukan untuk dikonsumsi publik. Tapi secara substansi mudah-mudahan sudah tergambar bagaimana kelamnya kehidupan di seberang sana, sehingga keinginan atau fantasi liar yang pernah dimiliki pembaca sama seperti saya bisa dikaji ulang.

Selamat beraktifitas, semoga selalu semangat, dan kita sama-sama berharap kita dan keluarga besar kita selalu dilindungi oleh Tuhan.


FURQON643

Bagaimana Psikologis Pelaku Crosshijaber?

Crosshijaber bener-bener fenomena crossdressing era milenial.

Pertama kali melihat dan mendengar fenomena ini kaget banget. Sebagai laki-laki, saya langsung shock, iya. Gimana bisa simbol wanita yang mengabdikan diri ke Tuhan dirusak stereotip nya oleh beberapa lelaki tulen?

tenang aja guys yang ini wanita tulen, sumber picture Google

Kalau di dunia barat, fenomena ketika jenis kelamin tertentu memutuskan untuk memakai pakaian dan aksesoris kontra gender, beken dan eksis di istilahkan dengan crossdressing. Secara definitif, pada dunia psikologi barat diistilahkan the act of wearing clothing commonly associated with another gender within a particular society (psychology Wikipedia). Secara simpel bisa dijabarkan, yaitu aksi menggunakan baju kontra dengan gender subjek terkait.

Guys sebenarnya norma sosial sudah terbentuk dan terjustifikasi oleh komunitas, secara tidak langsung menjadi ketetapan ada di lingkup kode etik "normal". Contoh sederhana seperti wanita pakai rok, jilbab, anting-anting. Dan sebaliknya laki-laki juga dianggap normal, karena terbentuknya justifikasi yang saya katakan oleh komunitas, bila ia bertingkah laku seperti laki-laki pada umumnya, begitu pula pada segi performance, baik busana seperti pemakaian celana peci sarung. Melakukan sesuatu perilaku yang memang keluar dari parameter justifikasi komunitas maka dianggap abnormal. Saya beri contoh sederhana sekali lagi, lelaki yang memakai rok, lelaki yang memakai jilbab, karena rok dan jilbab identik dengan gender wanita. So it's clearly abnormal isn't it?

padahal biasa dipakai wanita ini malah dipakai laki-laki, sumber picture Google indah


Dunia psikologi modern juga mengaitkan crossdressing dengan kemungkinan-kemungkinan negatif. Lebih ke penyimpangan, dalam segi orientasi seksual, seperti transgender, sexual fetishist, dan homosexual behavior. Tapi sekali lagi para ahli psikologi masih membuka tabir "progress sebab akibat", yang dalam skemanya tidak melulu pelaku crossdressing adalah orang-orang yang terindikasi penyimpangan terkait.

Pada kali ini saya ingin membuka beberapa opsional, mungkin cenderung ke faktor reason, secara kacamata pribadi. Tentu saya masih memasukkan poin-poin yang emang beberapa peneliti psikologi menduga beberapa faktor tersebut yang menjadikan habit subjek pelaku crossdressing. Saya tekankan juga untuk mengajak para pembaca mengembangkan lagi kemungkinan-kemungkinan yang bisa ditelaah lebih lanjut berangkat dari point terkait.

Comfort
Ada titik kenyamanan tentunya bagi para pelaku crosshijaber. Bagaimana tidak nyaman, dia sebagai subjek yang notabene tulen laki-laki, mempunyai baju dan barang-barang yang yang secara normal dimiliki oleh laki-laki, kemudian pada satu titik momen tertentu, dia mengalokasikan dana yang dia punyai untuk membeli beberapa peran pendukung dalam melakukan crossdressing. 

Uang sakunya dibuat beli kerudung, baju gamis, tas model wanita, sandal dan sepatu model wanita pula, beli cermin kecil juga mungkin untuk disimpan di tas, bisa juga dibela-belain membeli dompet yang memang feminin banget, dan berbagai macam barang lain sebagai pendukung hobi barunya yang nyeleneh itu.

kita ngomongin uang dalam jumlah banyak loh tidak sedikit, sumber picture amalan on hand


Ketika seseorang mau, secara ikhlas, dibela-belain melakukan pembelian demikian padahal ada pengorbanan berupa uang yang berkurang, berarti dia merasa nyaman di titik sebagai crosshijaber.

Style
Beberapa bisa jadi menganggap ini hanya sebagai style, sebuah mode, masih berhubungan dengan faktor comfort diatas. Kenapa bisa dianggap sebagai style mungkin disisi mindset dia, ada interest tersendiri alias daya tarik pada niqab. Tapi emang cara pelampiasannya salah.

Fetish
Yaitu menyukai atau mencintai secara berlebih sesuatu simbol, bukan sekedar manusia biasa seperti mencintai lawan jenis, namun bisa juga mencintai sesuatu yang objektif tak hidup. Misalnya, mencintai dirinya sendiri yang yang mirip wanita atau mencintai berlebih dirinya sendiri ketika dia (yaitu lelaki tulen) melakukan performance seperti wanita. Dalam psikologi modern disebut autogynephilia

Untuk subjek cross hijaber yang memang ada indikasi seperti ini sepertinya butuh treatment segera.

Challenge (Norm)
Dia ingin menantang norma yang sudah berlaku. Padahal konstruksi norma dan sudah dijustifikasi komunitas. Dalam hal ini masyarakat pada umumnya. Masih berhubungan dengan point style di atas, dan ada benang merah yang tersimpul, kemungkinan beberapa subject perilaku ini berkeyakinan bahwa ini era milenial, zaman bebas dan zaman freestyle, merdeka dan hak hak asasi bebas dalam melakukan apa saja.


bagan simple norma sosial sumber picture Google

Disguise
Niqab ini digunakan sebagai alat penyamaran. Kalau menurut saya di faktor ini jahat banget yang dilakukannya. Sekarang coba pikir, berbusana seperti ini kan kewajiban bagi wanita untuk menutup aurat dan itu diperintahkan oleh Tuhan bagi yang beragama muslim. Tapi subjek jenis ini memanfaatkan "simbol pengabdian ke Tuhan" (di sisi wanita tulen) tersebut.

Ada beberapa kemungkinan misalkan karena dia berorientasi seksual pada kodratnya laki-laki, cuman memang dia mengambil kesempatan agar bisa dekat dengan wanita, dengan tujuan berbagai macam. Bagi subyek memang lelaki normal (dan heteroseksual alias masih suka wanita) cuman ingin kesempatan mendekat wanita dengan tingkat kedekatan tertentu. Bayangkan saja access private yang bisa dimasukin subjek pelaku ini. Bisa masuk masjid di shaf wanita, bahkan hingga bisa masuk ke kamar mandi wanita dan tanpa dicurigai yang lain.

sumber picture dissolve

Atau kemungkinan kalau memang dia benar-benar ada penyimpangan homoseksual, niqab adalah salah satu cara aman untuk mendekati wanita yang mana dianggap "sama jenis" dengan dia. Dia dan wanita yang dia dekati sama-sama menyukai pria, eksplisit nya gitu.

Paling parah, niqob dipakai untuk menyamarkan jati dirinya karena dia mau melakukan kejahatan. Seperti pencurian. Ya sebenarnya menyamar lalu bisa masuk ke tempat-tempat private wanita itu sudah kejahatan sih. Kejahatan seduce, cabul, pelecehan seksual.

Sekarang bayangkan wanita di dalam kamar mandi atau di shaf khusus wanita di masjid dan mushola. mereka berpikir di sekitaran dia itu sama-sama jenis kelamin wanita, lalu mereka melakukan ganti kerudung atau jika di kamar mandi mungkin ganti baju, dan aurat mereka yang mana mereka lindungi banget dari jenis kelamin lawan ternyata dinikmati secara visual oleh laki-laki crosshijaber yang masih berorientasi seksual heteroseksual, alias masih suka wanita. Bukannya ini sebagai bentuk kejahatan seperti pelecehan seksual?

sumber picture sundacetv


Kalau pada bidang pernah kita dapatin di beberapa berita mengenai dukun cabul. Lelaki tak bertanggung jawab memakai title dukun (padahal beberapa tidak mempunyai kompetensi keilmuan di dalamnya) hanya untuk  bisa melakukan kejahatan seksual ke lawan jenis.

Escape
Lebih kepada lari dari kenyataan. Kemungkinan seperti ini kan possible aja. Misalkan sebagai lelaki tulen dia banyak kena bully teman-temannya, akhirnya pada momen tertentu dia melakukan aksi crossdressing ini. 

Mungkin lupa ya, bahwa segala ujian yang terjadi di dunia ini ini memang diturunkan Tuhan kepada kita sebagai pembelajaran, proses untuk membentuk kita bagaimana usia agar bisa jadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya. Memang naluri manusia melakukan proses escape, pada momen tertentu sebagai pengusir kejenuhan atau refreshing, cuman alangkah baiknya momen ini masih dalam koridor norma etika.

Sumber picture numberoneescaperoom

Anxiety
Masih berhubungan dengan poin sebelumnya, faktor anxiety atau kecemasan berlebih ini masih ada benang merah pula dengan faktor escape. Para subject perilaku menyimpang yang berangkat dari sebab-sebab anxiety yang berujung escape-lari (sementara) dari kenyataan berarti titik utama ya ada plot permasalahan hidupnya, entah apa, sehingga menimbulkan traumatic tersendiri, level kecemasan yang benar-benar perlu diterapi, agar dia bisa melampiaskannya ke berbagai hal yang positif, bukan dengan perilaku yang seperti ini.

Play roles written for members of the opposite sex
Hanya ingin fun aja sih, merasakan bagaimana berinteraksi dan ada atmosfer dunia wanita, yang tidak bisa didapat ketika dia di performance normal sebagai laki-laki tulen, hanya bisa didapat saat dia melakukan crossdressing atau keadaan dianggap sesama wanita (oleh sesama wanita tulen).

Dalam beberapa kasus yang diungkap oleh psychology Wiki, pelaku crossdressing di barat sana ada beberapa yang mengambil kesempatan ini sebagai aksi teach, mengajarkan the right manner yang musti dilakukan oleh wanita-wanita tulen. Contohnya nya secara tidak langsung menunjukkan cara berperilaku yang seharusnya dimiliki oleh wanita, seperti bergaya anggun, tumpukan badan ketika melewati orang, gaya jalan, cara makan, maupun manner keseharian tertentu. Itu sengaja dia lakukan, dengan sugesti untuk memberi contoh. Apa mungkin dia pikir cewek-cewek itu tomboy semua ya.

Sumber picture Google

Shock others
Manusia biasa pada umur mempunyai naluri memenuhi kebutuhan berupa aktualisasi diri. Pada beberapa subjek pelaku bisa aja kemungkinan di faktor ini. Dan aktualisasinya menakjubkan, dia melakukannya untuk membuat orang lain tercengang. Seperti berperilaku di luar etik demi viral.

Comic effect onstage and onscreen
Hampir sama seperti poin sebelumnya, cuman disini lebih kepada sugesti diri sebagai tokoh protagonis, dimana kehidupan nyata adalah panggung milik dia. Merasa sebagai tokoh utama, dia merasa mempunyai hak untuk melakukan apapun yang dia suka, dan etika norma yang telah terbentuk di masyarakat sebagai kode etik hanya sekedar alur fluktuasi emosional penonton di mana plot, tragedi, yang biasa ada selama pertunjukan berlangsung.

---------------------------

Saya ingin mengutip apa yang dikatakan oleh Paul Parkin, salah satu konselor di Inggris yang memang mempunyai experience dalam hal fenomena sosial. Pada kasus crossdressing, dia pernah mengatakan,

"It is important that you approach this very carefully, as much as possible, don’t allow your emotions to influence your judgement,"

Senada dengan yang beliau katakan, memang kita dituntut untuk menghandle perkara ini dengan hati-hati. Justifikasi pun juga ada caranya untuk dikatakan. Intinya cuman tidak terburu-buru. Karena suatu perilaku itu ada sebabnya sendiri. Kita memang hanya mengandalkan emosi, sumber yang menyebabkan dia demikian, bisa-bisa malah tidak tersentuh dalam proses treatment psikis dia.

sumber picture medcom.com


Solusi yang paling baik adalah komunikasi. Memang secara adat ketimuran, apa apa yang dia lakukan itu salah, apalagi memakai simbol agama yang notabene merupakan simbol agamis sebagai pengabdian para wanita ke perintah Tuhan. Pelecehan simbol agama iya. Cuma kalau kita ingin menyembuhkan seseorang dari suatu penyakit kejiwaan, atau penyakit psikologi, kita membutuhkan momentum bicara dari hati ke hati kan, seperti yang dilakukan para psikiater di televisi dan di rumah sakit terhadap para pasiennya.

Namun di sini saya mengecualikan subjek-subjek yang memang dia heteroseksual alias memang masih menyukai wanita tapi pakai simbol crossdressing niqab untuk melancarkan kejahatan, dan dia benar-benar sadar bahwa yang dia lakukan adalah kejahatan.


Dalam kacamata agama, karena niqab identik dengan agama Islam, hukumnya sudah jelas.

Laki-laki tidaklah seperti perempuan. [Qur'an surah Ali Imrân/3: 36]

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma, dia berkata: “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki” [Hadits Riwayat Al-Bukhâri, no. 5885; Abu Dawud, no. 4097; Tirmidzi, no. 2991]

Kalau kebetulan menemukan personal dengan fenomena seperti ini, ada baiknya serahkan ke pihak yang berwajib atau berwenang. Bisa ke kantor polisi, atau ke psikiater jika memang ada link langsung menghubungi ahli psikis. Bisa juga diantar ke ke orang yang paham agama islam, ustadz kyai dan lain-lain. Harapannya kita bisa merubah orang menjadi lebih baik, tidak hanya justifikasi kemudian main fisik. Karena saya yakin, setiap orang melakukan sesuatu itu ada sebab nya sendiri. 

Semoga wacana singkat ini bermanfaat, jika memang dirasa berguna silakan dishare.



FURQON643