WELCOME

Banyak wacana yamg bisa didapat. Tinggal pilih kategori sesuai kepo. Enjoy it!

Minggu, 26 Januari 2020

11 Faktor Penyebab Perselingkuhan

Hi guys how are you?

Semoga selalu semangat dalam beraktivitas keseharian. pada kesempatan kali ini saya ingin membahas tentang topik yang agak hangat suam-suam kuku selalu, mulai zaman Nabi Adam hingga sekarang masih renyah dibicarakan.

Perselingkuhan. Semangat gak kalau kita bahas itu sekarang? Hihihi.

Bukannya mau ngajarin ya, tapi lebih ke pembahasan kecil, berangkat dari pertanyaan kenapa orang melakukan selingkuh.

Saya sadar bukan psikolog, namun hobi membaca serta pengalaman hidup membuat saya ingin bersua sedikit.


so sweet... Sumber picture parade.com


Kalau kita coba menilik apa alasan orang berbuat cheating, saya mengutip beberapa poin yang dijelaskan oleh Kelly Campbell, Ph.D., Professor psikologi di California State University.


Alasan individual

Berangkat dari beberapa alasan, yang merupakan lebih ke faktor individu.

Gender
Banyak penelitian ilmu biologi, yang mengungkapkan bahwa laki-laki mempunyai kecenderungan kepemilikan hormon testosteron yang lebih besar daripada wanita. Kalau ditilik lebih lanjut hormon jenis ini mempengaruhi tingkat libido seseorang. Lebih eksplisit lagi kita bisa menyebut bahwa keinginan melakukan seks lebih besar pria daripada wanita. Pada kata lain, bahasa yang lebih kasar, bisa saya sebut bahwa nafsu pria lebih besar daripada wanita. Saya seorang laki-laki dan memang hal ini wajar. Penjelasan singkat di sini adalah ketika seorang laki-laki yang nafsunya besar sekali, kemudian pasangan sah nya di mahligai pernikahan tidak bisa memenuhi kebutuhan sex nya, maka ada kemungkinan? Nah teruskan sendiri.


auum, Sumber picture peopleoftomorrow.no


Personalities
Kembali ke pribadi masing-masing orang, karena penelitian membuktikan bahwa ada personal sendiri yang mempunyai sifat mendasar kurang baik, dalam bentuk pribadi yang kurang menyenangkan, egoistis, kepedulian sosial yang kurang, dan sederet sifat konotasi negatif lainnya. Sebaliknya ada pula orang yang baik hati, tidak sombong, perhatian dan peduli sesama (ke orang biasa aja peduli apalagi ke pasangan sendiri), dan segala sifat yang positif. Pakar psikolog menyebutnya dengan "conscientious", sifat mendasar perseorangan. Semakin buruk kepribadian seseorang maka..

Religi
Orang yang memang dia dekat dengan Tuhan, kemungkinan besar dia akan menjaga dirinya dari hal-hal yang dilarang oleh agama, tentu termasuk perselingkuhan itu sendiri. banyak agama menjustifikasi bahwa perselingkuhan adalah hal yang buruk, dan berdosa besar.


Sumber picture harianaceh.co.id


Relationship reason

Berbeda dengan faktor pemicu orang untuk berbuat cheating dengan faktor faktor yang berangkat dari faktor individual di atas, kali ini bisa di deskripsikan pengaruh keinginan berselingkuh seseorang yang berangkat dari relationship itu sendiri.

Character relationship
Ketika hubungan kekasih sebuah pasangan komunikasinya baik, saling perhatian, kasih sayang begitu kental, cocok antara satu dan yang lain (well-matched), maka keinginan untuk melakukan cheating benar-benar minim sekali. Saya bisa pastikan demikian berdasarkan pengalaman yang berbicara, serta mengamati bagaimana pasangan sekitar menghabiskan waktu dalam keseharian. Begitu pula sebaliknya.


Sumber picture fernandafrick.com

Unfullfilling sex
Masih seputaran testosteron dan libido, faktor ini terkait pasangan suami istri yang sah, secara kebutuhan biologis, seks adalah kebutuhan yang termasuk dalam deretan utama seperti kebutuhan finansial dalam rumah tangga. Bisa jadi ketika kebutuhan seks ini tidak terpenuhi dalam kurun waktu tertentu (cenderung akumulasi waktu agak lama, mungkin, karena setiap orang itu berbeda) kemungkinan besar ini bisa menjadi salah satu faktor pendorong seseorang tergelitik berselingkuh.

Conflict
Katakanlah suatu pasangan mempunyai intensitas konflik yang tinggi dalam hubungannya. Sebagai manusia yang berkebutuhan kenyamanan dalam hidup, individu pasti akan terdorong untuk melakukan perselingkuhan. Meskipun suatu pasangan yang mesra banget, ketika konflik berkesinambungan muncul, dan kebanyakan belum ditempuh pencarian solusi terbaik, ini bisa berkepanjangan, mempengaruhi setiap individu, secara tidak langsung menanam keinginan untuk cheating.


Sumber picture hbr.org


Education level
Kesetimpangan level edukasi seseorang antara pasangan, dalam beberapa kasus ikut menjadi pemicu. Coba kita gambarkan sedikit. Laki-laki yang notabene sebagai tulang punggung keluarga, pemegang kekuasaan penuh atas hubungan, hanya lulusan sekolah dasar, sebaliknya pasangan lawan jenis merupakan wanita dengan tingkat level edukasi sarjana strata dua. Jika masih mengedepankan ego, permasalahan pada level edukasi bisa menjadi salah satu sebab.

Bisa jadi sebaliknya. Laki-laki yang merasa sebagai pimpinan keluarga, mempunyai tingkat pendidikan jauh lebih tinggi daripada pihak wanita, bisa jadi ada momen dia terpikir untuk berselingkuh hanya karena ingin pasangan yang yang "seimbang" dalam level edukasi. Bagi beberapa orang, edukasional seseorang berpengaruh terhadap berbagai komponen seperti saling pengertian kesibukan masing-masing, hingga level komunikasi pada standar tertentu. Tapi tetap, setiap orang berbeda dalam menyikapi.


Sumber picture forbes.com



Situational reason

Situasi perilaku keseharian merupakan lingkungan baik mendukung atau kurang mendukung orang untuk setia. Mungkin beberapa pasangan bahagia dengan relationship yang mereka bangun. Tapi situasi lingkungan sekitar benar-benar beresiko terhadap hubungan yang mereka jalani.

Lingkungan kerja
Misalkan lingkungan sehari-hari bergaul dengan wanita-wanita yang dalam segi performance lebih menarik daripada pasangan yang sekarang. Contohnya seperti seorang laki-laki yang kesehariannya bergelut di bidang modeling jadi dia banyak berinteraksi dengan wanita-wanita cantik. Laki-laki yang kerja di club malam, berinteraksi dan berkomunikasi banyak dengan wanita-wanita, bahkan dalam kondisi tertentu wanita-wanita tersebut kebanyakan dalam kondisi mabuk. Kebiasaan bergaul dengan kebanyakan lawan jenis yang atraktif membuat kemungkinan perselingkuhan menjadi besar.

Saya juga masih ragu apakah karena salah satu faktor ini penyebab beberapa artis televisi sering kali gagal kemudian mencoba bangkit lagi dalam membina rumah tangga.


Sumber picture insight.dice.com


Tuntutan profesi
Hampir sama seperti fotografer yang sudah saya sebut di bab sebelumnya. Ada juga seperti seorang psikiater, yang dalam kesehariannya dia dituntut untuk melakukan banyak komunikasi dengan pasien lawan jenis, secara personal, kondisi hanya berdua empat mata, saling bertukar cerita dan saran, identik dengan komunikasi intim karena tuntutan profesi untuk penyelesaian masalah berupa solusi, dari hati ke hati. Seorang aktor atau artis yang notabene selama bekerja berinteraksi dengan lawan jenis mengikuti naskah yang dijalankan. Lebih-lebih tidak hanya verbal tapi ada kontak fisik. Misalkan sampai pada adegan ciuman dan peluk. Bayangkan gimana seramnya dunia peran.

Faktor geografis
Permisalan paling simpel adalah lelaki atau wanita yang hidup di kota metropolitan, di mana gaya hidup benar-benar berbeda dengan di pedesaan atau wilayah yang sederajat. Tahu sendiri kan pergaulan muda-mudi di kota besar bagaimana, bila dibandingkan dengan suasana di pedesaan.


Sumber picture people.com

Norma sosial di masyarakat sekitar Kondisi daerah bila norma masyarakat di daerah sekitar termasuk liberal attitude seperti daerah yang menganggap biasa perilaku extramarital (kehidupan seks bebas sebelum married) merupakan wilayah yang beresiko tinggi. Sangat berbeda bila seseorang hidup di daerah dengan suasana agamis tinggi, misalkan daerah yang culture ketimuran masih kental. Bisa disamakan kondisi dengan daerah yang menjadikan minuman keras sebagai habit sehari-hari. Atau daerah yang benar-benar westernisasi mencampur dengan hebat.


Heterogen kan? Sumber picture money.com


Kawan-kawan pembaca semua yang baik hati, itulah beberapa faktor penggelitik seseorang untuk berbuat cheating. Namun yang perlu saya tekankan di sini bahwa tipikal orang berbeda. Mungkin ada orang yang unggul dalam salah satu poin, namun lemah di poin lain. Seperti misalkan 1 laki-laki bisa bertahan di segi libido tinggi, sehubungan dengan faktor gender, HP tergoda dengan lingkungan kerja yang persis seperti saya sebutkan diatas.

Berbeda pula dengan salah satu orang yang bisa bertahan dalam lingkungan apapun, situasi kerja yang sedemikian rupa, namun hubungannya dengan pasangan dipenuhi banyak konflik, sehingga sempat dia terpikir untuk melakukan selingkuh, tapi tertahan di kode etik norma karena dia mempunyai keyakinan religi yang mantap.

Poin-poin yang saya sebutkan diatas berkaitan satu sama lain. Ini bisa jadi kesempatan kita untuk mengukur sejauh mana karakter kita berada. Harapannya, ke semua poin tersebut bisa kita evaluasi di dalam diri kita, kelemahan kita perbaiki, keunggulan kita pertahankan, sehingga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya, demi diri sendiri, pasangan, keluarga besar pada umumnya.

Semoga wacana super singkat ini bermanfaat, harapan saya sih bisa jadi wacana bagus agar pribadi kita bisa lebih baik lagi. Siapa sih yang nggak ingin temennya jadi bahagia?

Salam kenal, selamat beraktifitas, dan semoga dijaga Tuhan selalu.



FURQON643

0 komentar:

Posting Komentar