Tanpa disadari orang-orang tertentu yang mempunyai kecenderungan besar untuk melakukan sebuah cheating atau perselingkuhan ada tanda-tandanya tersendiri melihat dari sifat dan perilaku, tentu dari kacamata psikologi.
Katakanlah ini bukan parameter yang pasti, berangkat dari prediksi, semua dikembalikan ke typikal tiap orang, juga ada pengaruh pula sejauh mana tingkat edukasi dan tingkat kecerdasan sosial masing-masing. Saya mengambil beberapa poin yang akan kita bahas ini dari salah satu bule barat, Sophie Miura, yang merupakan jurnalis, editor dan praktisi dunia maya terkemuka yang berpengalaman selama hampir 10 tahun lamanya di dunia digital, editor senior di MyDomaine, saat ini menjabat sebagai Digital Content Editor senior di Domino Media Group.
Emang simpel simpel ribet kalau urusan sama hati, sumber gambar pinterest.com
Sang jurnalis wanita bule ini mengemukakan poin-poin yang akan kita bahas bersumber dari pembahasan yang pernah dilakukan oleh salah satu psikolog senior, Dr. Kelly Campbell di mana merupakan profesor psikologi di California State University, San Bernardino (CSUSB). Selain menjadi profesor, psikologi wanita ini juga menjabat sebagai Institusi untuk Child Development and Family Relations.
Sebelum berlanjut ke pembahasan ilmiah, ada baiknya kita mengkomunikasikan ke pasangan, terhadap parameter topik kita kali ini: cheating alias perselingkuhan, di mana musti ada kesempatan di awal sejauh mana perilaku pasangan itu secara deal and fixed disebut perselingkuhan.
Cheating merupakan salah satu topik yang enggak ada habisnya, sumber gambar keep-mailing.blogspot.com
Ada pasangan tertentu yang mana ketika lawan jenis pasangannya melakukan komunikasi dengan lawan jenis lain yang bukan pasangan adalah selingkuh. Berbeda pula dengan pasangan lain yang menganggap bahwa ketika pasangannya melakukan komunikasi dengan lawan jenis tertentu bukan termasuk perselingkuhan, masuk ke ranah ini kalau pembicaraan mereka menjurus ke sesuatu yang intim.
Ada pula di seberang sana pasangan yang menganggap bahwa ketika pasangannya melakukan dinner atau semacam makan malam dengan lawan jenis lain bukan termasuk perselingkuhan. Beda pula dengan pasangan lain, ketika pasangannya keluar dengan lawan jenis lain sudah termasuk selingkuh, yang lebih ekstrim Ada pula yang menganggap pasangannya belum melakukan perselingkuhan sebelum meniduri lawan jenis lain. Intinya berbagai perilaku yang bisa menyebabkan pasangan kita sedih, berangkat dari komitmen yang telah dibuat.
Dan kalau sudah sedih mereka menangis, sumber gambar pinterest.com
Low for agreeableness and conscientiousness
Ini terkenal di barat sono dengan 5 buah perilaku manusia, eksis dengan sebutan big five, conscientiousness masuk ke ranah sifat berhati-hati, dapat diandalkan, teratur, dan bertanggung jawab, nantinya merujuk pada sifat seperti taat aturan, kontrol terhadap dunia sosial, juga kemampuan manajemen. Agreeableness cenderung personal yang bersifat ramah, kooperatif, mudah percaya, dan hangat, nantinya bertimbal balik kepada sifat menyayangi, suka membantu dan pemaaf.
Perilaku menunjukkan kepribadian, sumber gambar blackenterprise.com
Jika terdapat seseorang yang mempunyai kemampuan sangat minim di 2 konsep tersebut, Dr. Kelly Campbell memberikan prediksi bahwa seseorang semacam ini bisa berpotensi untuk melakukan perselingkuhan. Apakah anda termasuk di dalamnya? Mudah-mudahan tidak. Kalaupun ada kemampuan minim di 2 bidang tersebut, ada baiknya kita mencoba merubah kepribadian agar ke depannya bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Your lives are not intertwined
Kalau dengan pasangan kurang terbuka terhadap berbagai hal, cenderung tertutup, merasa hubungan kurang terjalin dengan baik, ini juga merupakan salah satu tanda seseorang kemungkinan besar akan melakukan perselingkuhan.
Namanya pasangan, bekal paling utama ada beragam, salah satunya saling terbuka, sumber gambar youtube.com
See their differences as flaws
Manusia nggak ada yang sempurna begitu pula pasangan kita. Kebanyakan dari kita secara normal menerima kekurangan pasangan dengan baik, melakukan toleransi sedemikian rupa agar hubungan kita lanjut dengan baik, intinya berusaha menerima kekurangan dari pasangan sebagai salah satu anugerah yang diberikan Tuhan. Kalaupun kekurangan tersebut keluar dari parameter secara sosial, kita secara normal cenderung mengingatkan pasangan, dengan baik demi hubungan yang sudah terjalin.
Tapi ada pula orang-orang yang menganggap kekurangan pasangan sebagai sesuatu kekurangan yang fatal, menahan untuk segera komunikasi dengan pasangan, atau mempunyai mindset bahwa komunikasi atas kekurangan tersebut adalah sesuatu yang useless, tidak berguna dan hanya membuang waktu bila dilakukan. Mudah-mudahan teman-teman sekalian tidak berperilaku seperti ini.
Become narcissistic
Psikolog terkait mengaitkan orang yang terlalu narsis mengkategorikan ini sebagai suatu perilaku yang membutuhkan perhatian berlebih, dari publik. Sayangnya hal ini dimasukkan sebagai tanda-tanda orang cenderung bisa melakukan perselingkuhan.
"People who are narcissistic are more likely to engage in infidelity", katanya orang yang terlalu narsis, ketika melakukan kenarsisan di publik, secara tidak sadar menunjukkan selain kebutuhan perhatian berlebih, secara tidak sadar menunjukkan pola ketidak setiaan terhadap pasangan.
Neng, lagi narsis ya? Sumber gambar pinterest.com
Mampus lu yang pada suka narsis berlebih, ini bukan ane yang ngomong ya tapi psikolog expert, hahahaha...
Selanjutnya ada pembahasan oleh salah satu jurnalis juga, kerja di Daily Mail Australia, seorang bule bernama Billie Schwab Dunn yang ikut berkontribusi sharing, bagaimana personality orang-orang yang cenderung berpotensi besar melakukan perselingkuhan. Dia menorehkan pembahasan yang berangkat dari studi ringan yang dilakukan oleh salah satu psikolog bule bernama Gemma Cribb.
Poor problem-solving skills
Jika ada orang yang lemah dalam kemampuan melakukan problem solving atau menyelesaikan suatu masalah, ada kecenderungan besar dia nanti suatu hari bisa melakukan suatu perselingkuhan. Karena menurut sang jurnalis terkait, kemampuan untuk menyelesaikan suatu masalah adalah sesuatu yang normal dan harus dimiliki oleh semua orang.
Kelemahan problem solving cenderung memilih kepada keputusan yang menyenangkan bagi si pembuat keputusan, takutnya kurang memperhatikan lawan partner, memilih keputusan yang cenderung mudah, bahkan yang terbersit di pikiran pertama kali tanpa pertimbangan banyak, dan berbagai kondisi kurang maksimal lainnya dalam pengambilan keputusan.
Buset judes amat, sumber gambar co.pinterest.com
Coba kita komparasikan ke kehidupan nyata. Ketika seseorang dan pasangannya yang mengalami suatu masalah, kelemahan problem solving ini bisa menjadi sebab, misalkan ketika seseorang tidak menyukai Salah satu sifat pasangannya, ada pilihan untuk saling berkomunikasi dengan baik, namun untuk orang yang poor problem solving, bisa jadi komunikasi dengan pasangan dianggapnya ribet, dan dia cenderung memilih opsi yang lebih simple, seperti memilih pasangan baru, dimana lebih mempunyai sifat yang dia cocok. Benar benar perumpamaan yang sarkasme. Tapi mohon maaf nyatanya demikian, ini adalah contoh paling simple.
Impulse control issues
Personality yang mempunyai kekurangan dalam impulse control issues contohnya membuat keputusan yang memang lebih feels good pada dirinya sendiri, lebih ke ego diri sendiri ya?
Lebih jelasnya psikolog terkait memberi contoh dengan kebiasaan seseorang seperti saat melakukan perjudian, seorang alkoholik, kurangnya manajemen dalam pengeluaran uang sehari-hari, seseorang yang rencananya selalu berubah-ubah.
Control itu adalah kunci, nasihat bagi diri saya sendiri terutama, sumber gambar banish.bandcamp.com
Intinya kontrol diri sendiri, manajemen diri agar bisa melakukan segala aktivitas dengan baik. Tantangan kehidupan itu kompleks. Ketika kontrol diri sendiri dan aktivitas mempunyai kelemahan (banget) bisa jadi dia kurang bisa menjaga hubungan dengan pasangan secara baik. Logika yang masuk adalah, memanage diri sendiri aja tidak bisa apalagi suatu hari harus memanage (kehidupan) diri sendiri dan orang lain (pasangan).
Poor sense of responsibility
Sangat kurang dalam sifat tanggung jawab alias responsibility, bisa di identikkan dengan seseorang yang suka meremehkan sesuatu. Bayangkan seseorang yang benar-benar tidak mempunyai sifat tanggung jawab yang baik, tidak sensitif sama sekali, meremehkan berbagai hal penting. Bisa jadi seseorang dengan tipe seperti ini jika mempunyai hubungan dengan lawan jenis, pada suatu momentum bisa mengesampingkan komitmen yang telah dibentuk dengan lawan jenis.
Sensitif terhadap pasangan itu penting, jangan sampai ketika kita kehilangan, dan menikmati kesendirian, baru merasakan penyesalan, sumber gambar zedge.net
Misalnya seseorang dengan tipikal yang telah kita sebutkan di sini, suatu hari di ajak bosnya, petinggi paling pucuk di kantor untuk bersenang-senang di tempat dugem seperti klub atau pub, lalu menyodori anak buahnya tersebut dengan seorang wanita, sebagai teman menghabiskan waktu malam. Sudah terpikirkan bagaimana kemungkinan besar perilaku yang bisa terjadi? Avoid commitment awal dengan pasangan bisa dilakukannya dengan mudah tanpa rasa bersalah besar, dengan tendensi ingin menyenangkan boss dan faktor kepuasan dirinya sendiri. Tapi semua kembali ke typikal masing-masing.
Seperti itulah beberapa faktor yang berhubungan dengan psikologi orang-orang di mana mereka mempunyai kecenderungan besar melakukan perselingkuhan. Jika teman-teman pembaca mempunyai salah satu atau beberapa sifat yang telah kita sebutkan di atas, jangan berkecil hati, semua orang bisa berubah menjadi lebih baik asal ada usaha dan niat yang tulus. Lagian di atas didominasi dengan sifat-sifat yang negatif. Kalaupun saya menyarankan demikian kan berarti saya mengajak teman-teman terutama saya sendiri untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya.
Tapi tetap saja, sifat-sifat maupun perilaku di atas merupakan beberapa faktor prediksi berangkat dari beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa psikolog bule terkait. Semua kembali typikal orang masing-masing karena setiap orang mempunyai kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri. Mungkin ada orang yang mempunyai kelemahan di satu sisi, seperti yang telah disebutkan di atas, tapi dia kuat di faktor religius, ataupun sifat positif seperti sensitif dan peduli terhadap pasangan, sehingga kecenderungan dia untuk berperilaku cheating atau perselingkuhan dari pasangan menjadi zero percentage.
Semoga bermanfaat, kalau ada yang tersinggung, ya mohon maaf (xixixixi), selamat beraktifitas dan semoga dalam penjagaan Tuhan selalu dimanapun kapanpun. Kita akan bertemu lagi dalam kesempatan mendatang, jika Tuhan berkehendak demikian.
See you next time!
Furqon643
Sumber
1. Di sini.
2. Di sini.
Goth mode: on
Minggu, 26 Januari 2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar