WELCOME

Banyak wacana yamg bisa didapat. Tinggal pilih kategori sesuai kepo. Enjoy it!

Minggu, 26 Januari 2020

Beberapa Hal Ini Tidak Bisa Dilakukan Orang Kaya

Hi guys, masih ingat nggak sebuah klip yang beberapa waktu lalu viral? Klip itu menunjukkan seorang wanita, artis Indonesia, terkenal, dia kaya dan mahligai pernikahan pun dilalui bersama orang yang kaya juga. Klip terkait menjadi viral karena menunjukkan ketidakmampuannya dalam mengupas buah salak. Netizen, bahkan saya sendiri secara pribadi juga agak setuju, ketidak tahuannya bagaimana cara mengupas salak ada hubungannya dengan keunggulan dia secara finansial (orang kaya).

Kita seakan-akan sama-sama kompak, memang orang yang dominan kaya, seringkali tidak terbiasa melakukan sesuatu yang unusual, (sesuatu yang menurut dia tidak biasa padahal menurut kita biasa saja) bukan karena enggan, tapi berangkat dari usia dini di mana orang tuanya tidak membiasakan dia berbuat demikian.


Kaya = finansial unggul, sumber gambar wallpapercave.com

Sekarang pikir saja, 1 buah salak. Siapa sih yang gak bisa ngupas salak diantara kita? Tapi ternyata salah seorang artis ini tidak bisa caranya. Mindset yang muncul di kita, mungkin karena kekuatan finansial dan mampu membayar berbagai orang yang bisa dipekerjakan sebagai pembantu di rumahnya, akhirnya berbagai hal rumah tangga yang mengerjakan pembantunya. Sang artis terkait mungkin saja asal siap.

Di meja makan sudah siap berbagai makanan dan minuman yang siap disantap. Rumah sudah bersih karena memang ada yang menghandle. Mau ke mana-mana ada yang mengantar karena selalu ada sopir yang stand by. Kalau kekuatan finansialnya memang bagus dan benar-benar unggul, kemungkinan besar sang artis "dimanjakan" oleh tangan-tangan orang lain mulai dari usia dini. Sangat minim melakukan apapun karena segalanya sudah tersedia.


punya banyak pembantu ya udah nggak ngapa-ngapain dah di rumah, sumber gambar presspack.rte.ie

Saya juga punya lah teman-teman yang notabene orang kaya. Dan saya akui ada beberapa hal yang mereka tidak bisa melakukannya, beda sama kita-kita ini.

Salah seorang teman saya yang dulu saya selalu tidur di rumahnya ketika tidak pulang, hal yang tidak bisa dia lakukan adalah makan sembarangan di pinggir jalan. Menurut dia, faktor kebersihan alias higienitas menjadi nomor satu, dan dia tidak beragam makanan bisa masuk ke perutnya, alias harus selektif sedikit. Pernah kami ajak teman saya yang satu ini untuk makan di pinggir jalan, malam hari, dekat dengan alun-alun kota.

Tahukah Anda apa yang dia lakukan? Hanya duduk bengong, awalnya tidak mau masuk ke warung tersebut, kemudian tangannya tidak berhenti kesana kemari, katanya banyak banget nyamuknya dan besar-besar seperti kecoak.

Belum lagi teman saya yang satunya, pernah saya pinjamkan mobil saya untuk dia buat jalan-jalan ke beberapa tempat, karena waktu itu mobilnya dia sendiri sedang diservis, tahu nggak apa yang dikeluhkannya? Mobil ane kasar, berasa seperti naik mobil angkot.


Ngelihat nya aja seger apa lagi naikinnya, sumber gambar youtube.com

Saya tersinggung? Spontanitas ingin tersinggung, cuma tidak jadi saya lakukan, karena saya menyadari bahwa dia adalah orang kaya, dan sangat susah membandingkan performance mobil saya pribadi dengan mobil dia yang merek terkenal, mahal dan bonafit, BMW seri terbaru. Maaf, kami beda kelas, tapi tetap dia adalah orang yang menyenangkan buat saya, dan saya pikir dia juga merasakan hal yang sama ke saya.

Nah, intronya sudah dulu demikian. Sekarang saatnya pembahasan ilmiah. Terutama yang berhubungan dengan topik, yaitu hal-hal apa yang kebanyakan orang kaya tidak bisa melakukannya. Person yang sudah kita bahas di atas hanya sebagai wacana, bukan bermaksud menyudutkan seseorang, tapi hanya kita ambil sebagai contoh. Kita harus memaklumi, karena tiap-tiap orang itu mempunyai typikal masing-masing, dibesarkan dengan cara orang tua masing-masing. Kita hormati mereka.

Reader's digest pernah membahas, selain yang berhubungan dengan teknis, Sebenarnya ada beberapa perihal yang tidak bisa dilakukan oleh orang kaya.

Never stay at same level
Biasanya orang-orang kaya itu tidak melulu lega dengan 1 status quo. Mereka seringkali menginginkan posisi yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Seperti orang yang bisnisnya berhasil, kemudian mendapatkan uang 10 juta. Saya jamin, tidak dalam waktu lama, dia pasti menguras otak, menyelami berbagai possibility untuk perluasan usaha, agar bisa mendapat 100 juta. Senada seperti yang pernah dinyatakan oleh CEO Hardcore CloserRyan Stewman.


Intuisi manusia kan suka tidak puas, ingin meraih yang lebih tinggi lagi, sumber gambar udemy.com

Never act stingy
Teman-teman semua tahu JK Rowling kan? Dia itu billioner. Bukan mata uang rupiah tapi dolar. Pada tahun 2011 dia pernah memberikan 16% dari pendapatan bersihnya, mencapai bilangan $160 juta (sejumlah 16% nya aja segitu, kalau 100% nya berapa ya) untuk kegiatan amal.

Orang-orang kaya itu biasanya tidak pelit. Karena dominan orang kaya berpikiran bahwa mereka harus merayakan sukses mereka. Menjadi pelit mungkin menyimpan beberapa dolar di jangka waktu pendek, tapi seringkali para orang kaya beneran memikirkan kepuasan jangka panjang pula, diantaranya dengan kegiatan charity atau beramal. Lagian mereka juga yakin bahwa uang akan mengalir terus dalam jumlah besar ke rekening. Jadi menjadi pelit bukanlah suatu alasan.


Kalimat idaman semua orang: "ini buat Anda", sumber gambar money.com

Pernah menemui orang kaya tapi susah keluar uangnya? Saya pikir orang-orang itu sedang melakukan seleksi, karena memang pada dasarnya mereka selektif. Mengeluarkan uang untuk amal pada yang berhak, bukan pada personal yang tidak jelas asal usul dan identitasnya. Mungkin seperti itu. Karena beberapa kawan saya juga kecenderungan seperti ini.

Never go without a mentor
Orang kaya seringkali kita lihat sebagai satu subjektif. Padahal, dalam pembuatan keputusan pada perusahaan, atau mengatur cash flow bisnis, mereka sadar bahwa mereka tidak bisa berdiri sendiri. Ada tim atau person lain di belakang mereka. Success.com pernah membuka data hasil penelitian singkat mereka, hampir 93% dari orang-orang kaya mengatakan bahwa mentor ikut berkontribusi banyak terhadap kesuksesan mereka.


Mentor banyak manfaatnya, terutama kita gunakan untuk mengenali kelemahan kita, sumber gambar towardsdatascience.com

Namanya orang kaya, dominan berwacana, tapi satu yang pasti, berangkat dari kepahaman mereka akan konsep manajemen, pasti mereka mengembalikan segala sesuatu pada ahlinya. Perusahaan swasta sebagai direksi misalnya, atau pemilik, pasti dia juga melakukan delegate atau delegasi kepada orang lain pada bidang masing-masing. Ada yang bagian produksi, pemasaran, research, operasional bahkan financing. Mereka paham bahwa suatu kesuksesan itu hasil kerja tim, bukan perseorangan.

Never focus on the money
Mendengar poin yang kali ini, saya pribadi percaya nggak percaya sih. Tapi ini juga yang dikatakan oleh salah satu entrepreneur terkenal, Jim Rohn, karena belajar dari pengalamannya, hanya ada pembatas tipis, antara ambisius dan tamak. Ketika orang fokus terhadap uang memang bisa membuat dia kaya, tapi bisa jadi sebagian orang ujung-ujungnya "tidak menikmati kekayaannya". Dominan dari mereka menikmati proses, tidak hanya hasil.


Fokus sama uang doang? Money could kill you, sumber gambar istockphoto.com

Ada contohnya sih. Pernah mendengar nggak kalau di negara barat sana eksis yang namanya lotre? Bayangkan saja, kalau sudah memenangkan lotre, 1 orang bisa mendapat $30 juta. Sayangnya banyak penelitian menemukan, hanya sebagian kecil sekali dari para pemenang lotre bisa berbahagia, mengatur dan memanage uang tersebut agar bisa bertahan dalam jangka waktu lama, dan bertambah jumlahnya (diputar untuk bisnis atau investasi).


Coba intip dia menang berapa dolar, kaget gak, sumber gambar desmoinesregister.com

Lain pihak, hampir 70% pemenang lotre selama ini mengalami kesedihan, kegagalan karena tidak bisa menghandle uang hasil undian dengan baik, bahkan beberapa diantaranya menyesal pernah memenangi, hingga New York Daily News sempat menyebut fenomena ini sebagai curse of the lottery.

Never hate their job
Mengutip dari buku Rich habits: the Daily Success Habits of Wealthy Individuals, penelitian sampel yang dilakukan oleh Thomas Corley memberikan konklusi bahwa hampir 86% dari sekumpulan orang kaya (milioner billionaire) memang menyenangi pekerjaan yang sedang mereka lakukan sekarang.

Never believe in fate
Berangkat dari penelitian yang kurang lebih senada, dengan partisipan orang-orang kaya seperti milioner dan billionaire, 90% dari mereka kurang percaya terhadap takdir, sedangkan hanya 10% yang percaya takdir.


Dibalik kesuksesan ada....... Sumber gambar pinterest.com

Lalu apa yang mereka percayai? Mereka percaya bahwa kesuksesan yang mereka raih, adalah hasil kerja keras.

Iya sih ini kan penelitian di barat sana. Tapi menurut saya yang terbaik adalah kita mempercayai takdir, sambil satu sisi, tidak kalah penting, kita percaya bahwa Tuhan akan memberikan hasil sesuai dengan usaha yang dilakukan oleh sang hamba.

Banyak cerita sih terutama dari para pendahulu kita. Rata-rata mereka berhasil dalam bisnisnya karena memang konsisten dalam bekerja keras dan mempercayai bahwa Tuhan sebagai pencipta kita akan memberi apa yang kita minta sesuai dengan usaha yang telah kita jalankan. Kalau secara kacamata agama, banyak nama yang bisa saya berikan, seperti Abdurrahman bin auf, Utsman bin Affan, dan lain-lainnya.

Never watch too much television
Karena mereka percaya bahwa menonton televisi termasuk konsep wasting time. Persis seperti yang dikatakan oleh Businessinsider, penelitian kecil mereka mengatakan bahwa hampir 67% orang kaya yang mereka jadikan sebagai partisipan hanya menonton televisi sedikit sekali.


Siapa yang melarang nonton TV, cuman sebaiknya nggak lama-lama, sumber gambar easytechseniors.com

Never go without a to-do-list
Corley juga menyebut to-do-list, melakukan daftar kecil yang biasa orang kaya bawa kemana-mana, konklusi dari penelitiannya terhadap sekumpulan orang kaya, dimana hampir 81% dari mereka melakukan daftar kecil ini, entah perhari entah per minggu, karena mereka merupakan orang-orang yang goal-oriented, tahu tujuan yang diinginkan, serta sadar harus memanage diri mereka dengan baik. Termasuk waktu yang mereka gunakan.

Never resist setting goals
Berdasarkan Success.com, hampir 70% orang kaya selain melakukan to-do-list seperti poin sebelumnya, ternyata mereka menetapkan gol dalam jangka waktu panjang, biasanya per tahun. Hal ini untuk memotivasi diri mereka agar bisa bekerja atau mengembangkan bisnisnya dengan lebih baik.


Semua bisa dituliskan di list tersebut, agar bisa memotivasi kita, taruh dia di tempat-tempat yang mudah untuk dilihat, sumber gambar flickr.com

Never let fear take over
Kalau yang ini sudah kelihatan dari tipikal orang orang kaya. Rata-rata dari mereka berani, identik seperti pengambilan keputusan dalam bisnis, dan menghadapi segala resiko atas keputusan, kalau enggak gitu mereka tidak bisa mencapai titik kesuksesan yang sekarang mereka dapat.

Never let emotions get in the way
Untuk gaya komunikasi di barat sana, eksis kalimat seperti "it's nothing personal it's just business", Thomas Corley mengatakan, semuanya karena sebagian orang menyadari, bahwa ketika kita mengikuti emosional kita, maka itu sama saja dengan mematikan sebelah otak kita.


Lagian orang kalau udah marah tuh kelihatannya serem, wajahnya aja serem, pasti nanti saat pembuatan keputusan juga udah nggak berimbang, sumber gambar unsplash.com

Beliau mengutip apa kata medis, ketika seseorang terlalu terjebak pada emosional, sebagian kecil sisi pada cortex otak mengalami decrease, sehingga keputusan pada seseorang sudah tidak seperti keputusan maksimum saat dia normal, dalam arti pertimbangan edukatif dan logic pada otak sudah tidak seimbang.

Never go with the flow
Pernah lihat orang-orang "kaya" yang berjalan kesana kemari sesuai keinginannya? Mungkin hampir tiap minggu ke Paris, atau sekedar ke Hawaii, intinya hangout ke luar negeri dengan intensitas menawan, seperti per minggu atau bulan? Brendan Burchard meragukan orang-orang seperti ini akan kaya dalam jangka waktu yang panjang jika tidak ada perubahan habit.


makan, hangout pada level ekspatriat membutuhkan lebih banyak uang daripada kita kita yang biasa ini, sumber gambar tomoonfund.com

Karena menurut expert pebisnis sekalian motivator ini, biasanya orang yang benar-benar kaya hanya meluangkan waktu dan membiasakan diri pada kebiasaan-kebiasaan yang produktif. Tapi memang semua kembali ke pelaku masing-masing. Siapa tahu ada orang kaya yang cashflow nya incredible.

Never eat junk food, stay healthy, sleep enough
Siapa sih yang pengen sakit? Kalau menurut mereka segala sesuatu adalah bentuk investasi, memakan junk food adalah salah satu bentuk investasi buruk karena suatu hari bisa muncul kemungkinan mengganggu kesehatannya. Sama seperti menjaga vitalitas tubuh dengan berolahraga, serta mengatur tidur agar cukup.


Nyam, sumber gambar cltampa.com

Never forget creativity and never forget reading
Kalau kreatif pada pengusaha contohnya sih banyak, saya bisa sebut salah satunya itu Bill Gates. Mengacu pada The Millionaire Next Door, kebiasaan membaca dari para orang kaya memang mereka anggap penting, karena di luaran sana ada fluktuasi kehidupan, eksistensi produk tertentu, terapan teknologi terbaru, bahkan bursa saham, semua harus dipahami, sekalian monitoring pada beberapa poin dengan baik secara berkala. Dominan mereka melakukannya untuk eksistensi bisnis mereka.


Perbanyak membaca, menambah wawasan, pasti nggak ada ruginya, sumber gambar ramshackleglam.com

Never isolate themself
Lagi lagi Thomas Corley menyatakan, orang-orang kaya ini telah berproses sejak lama, dan mereka menyadari bahwa pentingnya kerja suatu tim, berafiliasi dan berasosiasi dengan personal lain, baik bekerja sama dalam mewujudkan satu visi, maupun mengambil manfaat berupa belajar pengalaman dari orang lain yang lebih sukses, jadi kemungkinan kecil mereka menutup diri. Kebanyakan dari mereka terbuka, suka boosting relationship , dengan membangun jalinan sosial bersama personel lain.

Never spend money they don't have
Kalau tidak punya uang ya mereka tidak membela peminjaman di bank, atau lembaga lain. Peruntukan kebutuhan konsumtif sehari-hari, maupun kebutuhan sekunder dan tersier. Namun berbeda dengan beberapa orang, ketika mereka ada pertimbangan urgensitas tersendiri. Misalkan seperti menemukan kesempatan bisnis, sudah melalui banyak pertimbangan, jadi mau nggak mau modal awal terpaksa meminjam ke bank.


Nyarinya susah buangnya mudah, sumber gambar cnbc.com

David Lopez, CEO dari Dental Fix mengatakan, biasanya para orang kaya menomorterakhirkan ini (peminjaman ke bank), karena sejatinya para orang kaya menyadari cash flow masing-masing.



Itulah beberapa hal yang tidak bisa dilakukan para orang kaya. Sebagian besar berangkat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh salah satu pakar di barat sana. Siapa tahu teman-teman ada yang mulai ingin membiasakan habit yang selama ini banyak dilakukan oleh orang kaya, kalau iya, saya doakan siapa tahu Anda yang menjadi orang kaya berikutnya. Tapi jangan lupa traktirannya keles.

Semoga bermanfaat salam kenal dan selamat beraktifitas, saya harap selalu dijaga Tuhan selalu dimanapun dan kapanpun.



FURQON643

Sumber
Di sini.

0 komentar:

Posting Komentar