Salah satu parameter fungsi normal yang dimiliki hampir semua makhluk hidup adalah mendengar. Manusia saja mempunyai beberapa panca indra, salah satunya untuk mendengar, karena sebagai makhluk sosial yang berakal, indra pendengaran merupakan salah satu anggota tubuh yang sangat penting, mengingat keterbutuhan tiap-tiap manusia untuk melakukan komunikasi dengan sesamanya.
Manusia secara normal, ketika mendengar sesuatu dia akan membalasnya dengan respon. Semisal kita bertemu dengan teman kita, lalu secara verbal kita luncurkan pertanyaan apa kabar? Maka dia akan merespon dengan menjawabnya, saya baik-baik saja, atau yah, hari ini tidak begitu baik tidak seperti hari kemarin.
Komunikasi yang menyenangkan bisa membuat hati tenang, selanjutnya mempererat hubungan kita dengan sang teman, sumber gambar psychologytoday.com
Seorang ayah kepada anaknya, ketika meluncurkan kalimat verbal seperti apa kamu sudah makan siang ini? Respon bisa ditunjukkan dengan berbagai cara oleh si penjawab, bisa dengan kalimat verbal pula sebagai penjelasan atau jawaban, atau dengan cara lain misalkan anggukan kepala atau ayunan tangan ke kanan dan kiri sebagai isyarat "belum makan".
Semua bisa terjadi dalam kondisi yang normal. Sekarang mari kita mengacu kepada kondisi yang abnormal. Misalkan saat kita berbicara kepada bayi, yang mungkin saja barusan lahir. Kenapa saya bilang abnormal? Karena begitu dia lahir kita kan nggak tahu dia bisa mendengar atau tidak. Halo sayang selamat datang di dunia yang indah ini. Misalkan kita berkata seperti itu ke dia. Bagaimana cara anda mengetahui bahwa dia mendengar apa yang kita katakan?
Berbeda dengan misalkan kita berbicara dengan orang yang memang mengalami stroke. Kita berbicara dan kita tidak tahu dia mendengar atau tidak, karena seluruh tubuh tidak bisa digunakan untuk memberi isyarat. Mungkin sebagian orang yang yang mengalami penyakit stroke, masih bisa angguk kepala, senyum, atau isyarat dengan tangan bahkan jari jemari, kalaupun kesemua tubuh tidak bisa digerakkan, dia masih bisa menggerakkan bola matanya kanan kiri atas bawah. Tapi posisi akan sangat berbeda, ketika seseorang tersebut tergeletak, terkena penyakit stroke parah, kita ajak ngomong dan kita benar-benar ingin tahu apakah dia benar-benar mendengar omongan kita. Posisinya sama seperti bayi yang di atas tadi.
adakalanya orang yang terkena stroke tidak bisa ngapa-ngapain, menggerakan seluruh tubuh bahkan memberikan respon terhadap komunikasi pengunjung, sumber gambar wallpaperflare.com
Pada dua kondisi tersebut, kita pasti akan kepo, sebenarnya antara bayi dan orang yang benar-benar stroke ini apakah mendengar apa yang kita katakan?
Ada caranya ternyata. Tapi maksud saya cara yang sederhana tidak membutuhkan peralatan peralatan tertentu.
Para peneliti yang dikepalai oleh Avinash Singh Bala dari Institute of Neuroscience di University of Oregon, melakukan observasi mengenai suara, dan pembacaan data respon makhluk hidup yang mendengar suara tersebut. Tahu nggak hewan apa yang mereka gunakan? Anak burung hantu.
Seekor anak burung hantu itu lucu loh, sumber gambar asianagri.com
Seperti kita ketahui bersama, burung hantu merupakan hewan yang sangat sensitif sekali terhadap suara. Jadi tidak salah mereka memilih hewan untuk penelitian. Mereka menemukan bahwa ketika anak burung hantu mendengar suara, ternyata mata mereka yang besar menunjukkan bahwa respon suara berbentuk pelebaran pupil.
Penelitian mereka bertengger di Journal of the Association for Research in Otolaryngology dengan judul penelitian Human Auditory Detection and Discrimination Measured with the Pupil Dilation Response yang dilakukan oleh Avinash D. S. Bala, Elizabeth A. Whitchurch, Terry T. Takahashi.
Penelitian yang dilakukan di salah satu laboratorium ini menggunakan 12 partisipan laki-laki dan 18 partisipan wanita yang merupakan para partisipan sukarela sekitar universitas Oregon, dan mereka sama sekali tidak ada disfungsi pendengaran dan penglihatan, alias orang normal pada umumnya, kemudian setiap orang diposisikan seperti tampak pada gambar: duduk di depan monitor, dengan alat pembacaan pupil mata, serta monitor yang berjarak sekitar 95 cm dari mata partisipan, diperlihatkan titik atau dot dengan ukuran tertentu sebagai pembantu fokus mata.
kurang lebih seperti inilah posisi yang mereka gunakan saat sedang berlangsung penelitian, setiap orang, sumber gambar https://link.springer.com/article
Beberapa jenis suara dengan frekuensi paling rendah, sedang, dan frekuensi normal dilakukan, dan ketika suara hendak di keluarkan, pembacaan pupil mata dilakukan 2 second sebelum suara keluar dan 2 second setelah suara keluar.
Tanpa perlu penjelasan yang ribet, inti dari penelitian tersebut adalah mengiyakan bahwa respon manusia dengan pendengaran yang baik, maka tubuhnya akan melakukan suatu perilaku tertentu, tidak terkecuali pupil mata, bahkan saat frekuensi paling rendah sekalipun.
mengamati pupil mata seseorang gampang gampang susah sih, untung pergerakan pupil cuman dua yaitu membesar dan mengecil, sumber gambar ibupedia.com
Ini menjadi sedikit tips dan trik buat kita, siapa tahu suatu hari kita ingin mengetes pendengaran seseorang, atau ingin berbicara dengan bayi yang baru lahir, dengan seseorang yang mempunyai penyakit tertentu hingga tidak bisa menggerakkan seluruh tubuhnya seperti stroke berat, atau bahkan dengan anak kecil yang mana dia mempunyai penyakit tertentu sehingga suka tidak menunjukkan respon tubuh dengan apa yang didengarnya.
Pada kondisi demikian, untuk menjawab kepo di dalam hati, apakah dia benar-benar mendengar apa yang saya katakan, cukup dengan menatap pupil matanya.
Ketika kita berbicara sesuatu, mengeluarkan suara, atau bahkan sesuatu yang diluar konteks seperti misalkan melakukan gerakan tangan di depannya, jika pada saat itu pupil matanya bergerak atau melakukan pelebaran, apa arti dia bisa mendengar atau bisa merespon gerakan yang ada di depannya.
Wacana yang super ringan dan super renyah ini semoga bermanfaat, bisa dicam kan baik-baik di pikiran siapa tahu kedepannya kita ada kondisi serupa dan membutuhkan jawaban atas kepo kita. Selamat beraktifitas salam kenal semoga selalu dijaga Tuhan dimanapun kapanpun.
Furqon643
Sumber
Di sini.
Minggu, 26 Januari 2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar