Seorang petinju amatir, pada beberapa kesempatan kalah saat melawan salah satu lawan yang cukup tangguh. Kekalahan saat bertanding cukup membekas di dalam hatinya, kemudian beliau bertekad untuk meminimalisir kekalahan di pertandingan mendatang, dengan cara menempa fisik dan mental, menggiatkan latihan, berusaha maksimal untuk menambah kemampuan berkelahi, sehingga harapannya pada pertandingan ke depan bisa menang.
Secara sederhana gambaran seperti inilah yang bisa menjawab pertanyaan seperti judul yang telah saya sajikan diatas. Fenomena sosial yang lumrah. Pertama, di belakang seorang petinju pasti ada sponsor, manajemen, dan biaya pelatihan yang jumlahnya tidak sedikit. Kedua, namanya pertandingan pasti di benak peserta terbentuk mindset ingin menang. Mana ada orang bertanding ingin kalah? Ketiga, sebagai bentuk aktualisasi diri manusia, suatu kemenangan memunculkan kepuasan tersendiri, apalagi menjadi seorang atlet mempertaruhkan banyak hal, baik uang, tenaga, pikiran yang tercurah, dan kesemuanya merupakan pengorbanan dengan orientasi hasil positif: kemenangan saat bertanding.
Sumber gambar istockphoto.com
Contoh yang senada di utarakan oleh salah satu konsultan edukatif dari barat, yaitu Kendra Cherry, MS. Beliau menggambarkan kondisi yang serupa dengan perspektif seorang wanita yang menginginkan berat badannya turun dalam beberapa minggu (lose weight).
Wanita yang merasa gendut, atau mempunyai berat badan yang agak berlebih, padahal di dalam diri mempunyai kesadaran bahwa wanita yang menarik itu identik dengan langsing, sehat, menarik, maka dia akan termotivasi untuk melakukan olahraga rutin, maupun aerobik, demi menurunkan berat badan.
Whatever it takes for lose weight, sumber gambar wmagazine.com
Pada perspektif wanita tersebut, berat badan berlebih dianggapnya sebagai problem, yang harus diselesaikan secara solutif, untuk mencapai visi misi yang dia inginkan.
Konsultan dari barat tadi juga menambahkan, kegiatan untuk mencapai tujuan membutuhkan kemampuan untuk bertahan dalam menghadapi rintangan serta kesabaran untuk konsisten dalam melewati berbagai kendala.
Ketika merasa badan udah bagus, mulai deh selpie selpie, cewek kan gitu, sumber gambar wallpapersafari.com
Mengacu pada buku yang pernah ditulis oleh Hockenbury, dalam Discovering Psychology, ada tiga komponen penting motivation yaitu activation, persistance, dan intensity.
Activation merupakan start untuk melakukan atau memulai suatu hal, di mana perilaku yang dilakukan ini dianggap perlu dan penting untuk meraih tujuan tertentu. Harus dimulai. Meskipun malas, dikumpulin niat kemudian mulai melakukan sesuatu.
Start, nggak ditunda-tunda, sumber gambar entrepreneurshandbook.co
Persistence alias kegigihan adalah suatu usaha di mana dia harus konsistensi dalam perjalanan meraih tujuan, termasuk di dalamnya menyelesaikan secara solutif segala kendala yang bisa terjadi. Seperti wanita yang kita persepsikan tadi, dia kalau diawali dengan niat tulus serta tekad yang kuat, seiring bergulirnya waktu, pengorbanan akan dia lakukan sebagai bentuk investasi waktu, energi, pikiran, dalam meraih tujuan.
Identik dengan semangat yang dijaga, sehingga kendala dalam bentuk apapun, dia tetap gigih melangkah, sumber gambar fluentin3months.com
Artinya besar kemungkinan si wanita akan meluangkan waktu beberapa jam perhari untuk melakukan olahraga, menyisihkan sebagian uang untuk membeli makanan atau minuman diet, bisa juga alokasi untuk trainer fitness, menanamkan mindset bahwa dia harus kurus, semua adalah bentuk dia untuk meraih tujuan yaitu menurunkan berat badan dalam jangka waktu tertentu.
Intensity sempat saya ulas di atas sedikit, bahwa rutinitas harus dia jaga, identik dengan alokasi waktu per hari, dalam jangka waktu tertentu hingga tercapai tujuan awal yang telah ditetapkan. Awalan semangat, pertengahan waktu jadi kendor, akhirnya rutinitas tidak terjaga dan baik. Beda lagi jika seseorang tetap termotivasi, konsisten pada langkah yang ingin dicapai, sehingga intensitas tetap terjaga.
Nah semoga bermanfaat, meskipun renyah tapi saya usahakan ada ilmu-ilmu yang bisa diambil. Jadi jangan menyerah jika ada hambatan-hambatan pada kehidupan. Semua pasti ada hikmahnya, terutama Tuhan menginginkan kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya.
Suatu rintangan maupun problem baik sederhana maupun kompleks, adalah salah satu cara dari Tuhan agar kita menjadi pribadi yang siap untuk naik level kehidupan berikutnya. Seperti main games, ketika akan menginjak ke level berikutnya yang lebih ribet, pasti musuh yang ada juga makin susah dikalahkan, belum lagi bos yang ada di penghujung tiap level. Makin bertambah tingkat bertambah ribet, benar-benar menguras otak.
Salam kenal dan semoga dijaga Tuhan selalu dalam segala kondisi dimanapun kapanpun.
Furqon643
Sumber
Di sini.
Minggu, 26 Januari 2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar