Dunia pelabuhan merupakan dunia yang masih baru bagi beberapa orang. Bahkan bagi saya dulu ketika masih berkecimpung pada pekerjaan saya sebelumnya di bank. Bagi saya pribadi pun saya tidak menyangka bahwa Tuhan menginginkan saya akhirnya bekerja di salah satu pelabuhan besar di pulau Jawa.
Pertama kali bekerja di dunia pelabuhan benar-benar mengagetkan saya. Mulai dari bekerjanya yang sistem shift, ada shift pagi, sore, dan malam. Kemudian pada segi pekerjaannya pun juga cukup menguras tenaga dan pikiran. Baik berjalan kesana kemari selama di daratan pelabuhan, naik turun kapal yang besarnya seperti dinosaurus.
selama bekerja seringkali merasakan sunset atau sunrise seperti ini, sumber dokumen milik pribadi
Beribu pertanyaan saya ketika pertama kali terjun ke dunia pelabuhan mungkin seperti kebanyakan orang yang belum pernah bermain ke dunia kapal dan kontainer ini (biasa disebut peti kemas).
Sebagai awal pembahasan, saya ingin menjawab beberapa kepo dari beberapa teman yang memang minim pengetahuan di bidang pelabuhan mengenai apa itu isi dari kontainer atau peti kemas. Sekedar wacana saja bagi yang kepo, harapannya semoga bermanfaat dan menambah ilmu.
Sebelum saya menginjak pembahasan yang lebih jauh, Indonesia yang seperti kita tahu termasuk negara kepulauan, banyak banget pulau, selain pulau-pulau kecil juga ada pulau besar seperti Jawa, Kalimantan, Sumatera, dana area kita dikelilingi oleh laut. Brainly.co.id menyebut dalam suatu pembahasan, perbandingan daratan dan lautan di Indonesia kurang lebih 2 : 5. Begitu luas ya lautan di negara kita?
WWF, bukan World Wrestling Federation ya, alias bukan gulat, tapi World Wide Fund for Nature, lembaga non-pemerintah skala internasional yang konsentrasi masalah-masalah tentang konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan, pada bidang maritim atau kelautan nya menyebut bahwa Indonesia mempunyai daratan 30%, artinya 70% negara kita terdiri dari wilayah perairan atau laut, dimana didapat perbandingan antara darat dan laut kurang lebih 2 : 3.
Luas tapi banyak daerah perairannya, sumber gambar lahistoriaconmapas.com
Setelah flashback bagaimana performance negara kita, sekarang kita bahas sedikit hiruk pikuk yang terjadi bila suatu negara sangat luas daerah perairannya.
Sekarang orang-orang yang ada di pulau Jawa, ketika dia akan pergi untuk suatu keperluan tertentu ke pulau Kalimantan, bahkan ke pulau Batam, tidak bisa pastinya kalau hanya jalan darat, tapi pasti menempuh jalan laut atau jalan udara. Begitupun daerah lain yang masyarakatnya ingin hangout ke luar pulau.
Bagi yang dikejar waktu, jalur udara menjadi pilihan, itupun kalau sempat kalau tujuannya ada bandara terdekat, biasanya diimbangi dengan keunggulan financial, karena harga tiketnya cukup menguras kantong, sumber gambar tangerangonline.id
Tapi tidak melulu antar pulau, meskipun di dalam pulau, tapi dengan jarak lumayan, transportasi udara menjadi pilihan beberapa orang, termasuk saya. Misalkan dari Surabaya ke Jakarta, jika melewati jalan darat, bus malam nih misalnya, waktu yang ditempuh bisa seharian lebih, belum lagi kelelahan karena menempuh jalan darat alias jet lag.
Bandingkan dari Surabaya ke Jakarta menggunakan jalur udara. Check-in ke bagasi, menunggu di airport, berangkat tinggal landing paling menempuh waktu 1 jam an. Terbangnya sendiri sekitar 40 sampai 45 menit pada penerbangan tertentu.
Ambil contoh lagi perjalanan dari Surabaya ke Makassar, notabene pulau Jawa ke Sulawesi. Kalau jalur udara menempuh kasarnya kurang lebih satu setengah jam. Bagaimana kalau jalur laut? Kurang lebih untuk kapal tertentu bisa menampung 24 jam di laut, sedangkan kapal lain berkisar antara 25 sampai 30 jam perjalanan di laut. Mengapung. Terkena ombak naik turun kaki kiri kanan goyang goyang. Bagi yang belum biasa mungkin bisa mabuk laut kali ya.
Tapi ada plus minus memang. Salah satunya adalah harga yang lebih miring daripada perjalanan lewat udara. Lagian Ada plus lain seperti misalkan kita membawa mobil, maka bisa ditampung oleh kapal laut, kemudian sesampai nya di pulau seberang, kita bisa tetap mengarungi jalanan di sana menggunakan kendaraan roda empat yang kita kendarai.
Jalur laut merupakan salah satu pilihan masyarakat, hingga sekarang, sumber gambar beritasatu.com
Nah kalau sampai sini mungkin teman-teman pembaca sudah mendapat gambaran sedikit, bagaimana perbandingan terutama di segi finansial atau biaya antara transportasi udara dan laut. Notabene lebih tinggi biaya di transportasi udara kan? Meski terdapat efisiensi positif seperti masalah waktu yang dibutuhkan.
Sekarang bayangkan, Anda sebagai pelaku usaha alias bisnis, melayani permintaan pengiriman barang dari konsumen, tapi dia berada di luar pulau tempat Anda tinggal dan berkecimpung dalam bisnis.
Misalkan Anda tinggal di Jakarta, usaha bisnis baju, mempunyai distro besar dan brand terkenal di seluruh Indonesia, kemudian ada konsumen Anda yang berada di Bali menginginkan produk 24 lusin katakanlah. Dan ada permintaan pola dari konsumen yang saat ini berada di Batam, order jenis baju tertentu berjumlah 100 lusin. Sebagai pebisnis yang penuh pertimbangan akan segala biaya, dan kepuasan konsumen, apakah anda akan memilih transportasi udara atau laut sebagai pilihan?
Bisnis baju zaman ini bener-bener menggairahkan, sumber gambar casofaclothing.com
Mungkin sebagian kecil dari kita memilih jalur udara, meski mahal, tapi mungkin dengan pertimbangan kebutuhan urgent dari konsumen, misalkan keburu dipakai atau keburu dipasarkan. Tapi saya yakin, karena pertimbangan banyak hal, jalur laut menjadi pilihan. Utamanya karena segi biaya.
Begitu juga dengan pengusaha lain, hendak kirim barang dagangan ke luar pulau, mereka dominan menggunakan fasilitas jalur laut. Ada yang kirim barang industri, seperti mesin-mesin industri, banyak pula yang komoditi perdagangan lain, seperti bahan pangan, sayuran, air mineral, rokok, barang-barang hasil pabrik lainnya seperti cairan pel, sabun, dan berbagai barang lain yang pada umumnya ada di toko toko kecil di sekitaran kita.
Tidak mungkin kan kalau misalkan suatu kapal besar, menata berbagai barang dagangan tersebut di dalam kapal? Ada pupuk, popok, pakan ternak, telur sayuran daging dan buah-buahan, serta barang barang komoditi perdagangan lain di dalam kapal? Bertumpuk satu sama lain, malah menimbulkan kerusakan pada beberapa komoditi karena tertindas barang-barang lain?
Mau ditumpuk seperti ini? Capek, selain membutuhkan waktu banyak untuk menata satu demi satu, karena ini menempuh jalur laut, ada ombak yang tidak bisa diprediksi seperti apa, dan pastinya kapal selalu goyang, barang-barang yang di tumpuk rapi seperti ini begitu datang di pelabuhan sebelah sudah berantakan tidak karuan, sumber gambar parenting.orami.co.id
Okelah kalau mungkin konsumen dari suatu kapal atau orang-orang yang menginginkan barang barang tertentu sampai di tujuan hanya 5 atau 10 orang, dan barang mereka sudah di-packing bagus, tapi tetap saja, pengiriman barang biasanya dalam jumlah besar. Tapi coba pikir, kapal berlayar ke pulau seberang pasti membutuhkan biaya banyak, dalam hal bahan bakar, serta menggaji beberapa kru kapal. Makin besar ukuran kapal, bahan bakar membutuhkan biaya yang tidak sedikit begitu pula untuk penggajian para karyawan alias ABK atau anak buah kapal yang ada di kapal.
Agar tidak merugi dan sebanding, serta bisa mengambil profit, sebuah kapal yang tergabung dalam pelayaran tertentu pasti banyak konsumen agar mengirimkan barang yang akumulasinya besar pula, cukup mendapat profit dari sekali berlayar, agar bisa memenuhi segala biaya yang muncul, serta masih mendapat pendapatan bersih.
Artinya, pelayaran menggaet konsumen sebesar besarnya, sebanyak-banyaknya, agar mendapatkan untung yang cukup banyak. Alhasil, barang yang harus dikirimkan pun banyak banget.
Biar rapi, dan aman bagi barang serta kepuasan konsumen, serta alasan waktu yang dibutuhkan agar tidak ribet dan efisien, kapal kapal barang di desain untuk bisa memuat kontainer/peti kemas. Efektif, efisien, cepat, di sisi lain yang cukup aman bagi barang barang konsumen, kepuasan konsumen pun didapat. Lebih miring harganya daripada jalur udara, meski agak membutuhkan tambahan waktu.
Pengisian kontainer biasa disebut stuffing, sumber gambar apmterminals.com
Hampir barang apa saja bisa dimuat di dalam kontainer, untuk dikirimkan tujuan tertentu, sumber gambar broekmanlogistics.com
Bawang, hasil perkebunan lain juga dibawa melalui kontainer, sumber gambar merdeka.com
untuk barang-barang sensitif seperti buah-buahan sayuran maupun daging-daging yang membutuhkan harus selalu segar seperti di dalam kulkas, karena menempuh perjalanan harian di laut, disediakan pula container reefer, di mana kontainer ini bisa disambungkan ke tegangan listrik pada kapal sehingga fungsinya sama persis seperti refrigator atau kulkas, sumber gambar alibaba.com
Bahkan hingga sampah, omg, sumber gambar internasional.kompas.com
Pengiriman bahan cair, kimiawi, untuk keperluan industri di seberang sana, maupun isi bahan bakar juga dilayani biasanya berbentuk tangki tapi secara struktur seperti kontainer, sumber gambar indonesian.alibaba.com
Sampai kendaraan roda dua dan roda 4 bisa dikirim menggunakan jalur laut, dengan dimasukkan ke dalam kontainer, sumber gambar sinarmandirinusantara.wordpress.com
Jangan salah, barang-barang ukuran big size juga bisa dimuat, biasanya barang barang yang identik dengan mesin-mesin industri, sumber gambar dimensipelaut.blogspot.com
Nah, sekarang terjawab, isi kontainer itu bisa apa saja, terutama didominasi dengan barang-barang atau komoditi yang diperdagangkan. tetapi sebagian lain mungkin ada kebutuhan tertentu kemudian mengirimkan barang-barang untuk keperluan pribadi keluarga, kolega, maupun sanak saudara.
Meskipun menempuh jalur laut, penuh ombak, dan memakan waktu lebih lama, tapi jalur laut merupakan pilihan kebanyakan orang, terutama segi biaya, dan kapasitas barang yang bisa disesuaikan.
Berbagai barang setelah dimasukkan ke dalam kontainer, akhirnya kontainer kontainer yang akan dimuat pada kapal tersebut bisa tertata rapi seperti ini, sumber gambar dokumen milik pribadi
Keuntungan juga bagi para pemilik jasa pengantar tersebut alias pelayaran. Selain efektif, tidak ribet dalam penataan barang barang milik konsumen di kapal, mereka juga mampu memaksimalkan komoditi yang bisa dibawa oleh kapal. Rapi, efektif, efisien, cepat dalam pembuatan maupun pembongkaran dari kapal, sehingga bisa cepat masuk ke depo (alias tempat berkumpulnya kontainer dari daerah lain) kemudian bisa didistribusikan ke konsumen masing-masing, sesuai alamat pengiriman yang diinginkan.
Enak dalam proses, sumber gambar dokumen milik pribadi.
Efektif dari evakuasi, dari darat dimasukkan ke kapal ataupun dari kapal dikeluarkan ke darat, biasanya ditaruh di atas trailer/truck kontainer agar bisa didistribusikan ke depo, atau distribusi dari depo ke pelabuhan untuk dimuat ke dalam kapal, sumber gambar dokumen milik pribadi
Inilah yang saya maksud efektif, efisien, tanpa memakan waktu banyak, dan praktis pastinya, barang juga aman, konsumen juga puas, sumber gambar fortune.com
Bayangkan dalam segi keuntungan. Misalkan satu kontainer pihak pengusaha pelayaran bisa mengeruk keuntungan beberapa juta, berapa banyak keuntungan yang bisa diraih sekali keberangkatan ke pelabuhan sebelah? Itu yang terlihat kontainer di atas kapal, belum lagi banyak kontainer lagi yang ada di dalam kapal.
Selain terlihat di atas dek kapal terlihat bertumpuk-tumpuk kontainer, tapi di dalam palka juga ada tempat tempat khusus yang bisa dimuatin banyak kontainer pula, sumber gambar wikiwand.com
Pagi, sore, siang dan malam, kami bekerja tanpa henti, demi sesuap nasi, ngawasin dan menata agar kontainer tersebut bisa tertata di dalam dan di atas kapal, sesuai dengan settingan permintaan pelayaran, dia ini adalah salah seorang contoh petugas pelayaran yang bekerjasama dengan kami, sumber gambar dokumen milik pribadi
Contoh pemuatan di dalam palka, sumber gambar dokumen milik pribadi
Sebagai gambaran, kapal paling kecil seukuran kapal nelayan tapi agak besaran, kira-kira bisa menampung 50-60 kontainer. Kapal sedang bisa ratusan, kurang lebih sampai 300-400 kontainer. Kapal besar malah bisa 800 sampai 1000. gantian kontainer kalau kosong tidak ada isinya beratnya kurang lebih 2 sampai 3 ton. Kalau berisi, pencapaian berat bisa 7 sampai 25 ton. Bayangkan saja kalau ada kontainer berat, kemudian ada kapal yang bisa membawa kontainer hingga 1000 atau 2000 box kontainer. Wow. Ukuran kapal super duper jumbo dinosaurus.
Dari artikel simpel di atas mudah-mudahan bisa dapat wacana bahwa isi dari kontainer itu bisa beragam meskipun yang mendominasi adalah barang barang komoditi perdagangan. Maybe di lain kesempatan ini saya akan membahas lagi tentang wacana wacana yang kurang lebih sama seperti ini, topik tentang kepelabuhan.
Semoga bermanfaat, bisa menambah wawasan ringan tentang kepelabuhan, pagi pebisnis juga siapa tahu wacana ini menjadi pertimbangan tersendiri untuk menggunakan jalur laut dalam melayani permintaan konsumen luar pulau.
Terima kasih saya harap Tuhan menjaga selalu Anda dimanapun kapanpun.
Furqon643
Sumber:
Pengalaman dan rutinitas sehari-hari.
Plus, di sini.
Minggu, 26 Januari 2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar